Assalamu'alaikum, Readers
Pernah dengar kain ulos?Â
Yap, kain yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang biasa digunakan di Tanah Batak, Sumatera Utara. Karena merupakan kain adat, ulos biasanya digunakan pada acara-acara tertentu yang kental akan adat istiadat. Misalnya pada upacara adat menikah, kematian atau kelahiran. Dan untuk setiap acara corak ulos yang digunakan pun berbeda.
Beberapa tahun yang lalu aku tuh sempat berpikir, gimana agar ulos bisa diaplikasikan tidak sekedar sebagai kain yang diselempangkan, tapi menjadi busana tanpa meninggalkan ciri khas tenunnya. Bukan hanya sebagai kain bermotif ulos, tapi tetap menjadi kain tenun dengan ke khasannya. Memang agak susah sih ya, karena selain kaku dan berat, tapi juga ga terlalu nyaman digunakan sebagai baju gitu.
Tapi.....
Ditangan Wignyo Rahadi, seorang desainer Indonesia yang konsisten mengembangkan desain dan teknik kerajinan tenuun tanpa mesin, atau yang lebih dikenal dengan nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), ulos memiliki cerita barunya. Dengan dukungan dari Bank Indonesia, Wignyo berhasil melatih pengrajin tenun ulos sehingga menghasilkan ulos yang bisa digunakan untuk busana sehari-hari dan diterapkan pada rancangan Wignyo.
Koleksi "Sahala" rancangan Wignyo Rahadi yang menggunakan Ulos Harungguan ditampilkan dalam acara Pagelaran Karya Kreatif Kain Tenun Tapanuli yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sibolga pada tanggal 31 Agustus 2019 bertempat di Rooftop Terminal Pelabuhan Laut Sibolga.Â
Berikut ulos di tangan kreatif Wignyo