Mohon tunggu...
Amanda Alfi Fala Faustina
Amanda Alfi Fala Faustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterbatasan Fasilitas untuk Pembelajaran Secara Daring

29 Desember 2021   11:32 Diperbarui: 29 Desember 2021   12:02 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Pendahuluan

Kasus pertama Corona Virus Disease 2019 ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Coronavirus adalah virus yang menginfeksi saluran pernapasan dan dapat menular dengan cepat. Dan pada Maret 2020, WHO menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi.

Dengan adanya pandemi Covid-19 ini mengakibatkan dampak yang buruk terhadap kesehatan masyarakat dan juga terhadap perekonomian, namun tidak hanya itu saja, pandemi ini juga mempengaruhi Pendidikan di Indonesia. Sejak adanya Pandemi Covid-19 masyarakat diharuskan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. kegiatan pembelajaran tidak dilakukan tatap muka lagi, tapi kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring/online di rumah. Dengan pembelajaran secara daring, para pendidik dan peserta didik diharuskan mempunyai teknologi yang baik sebagai penunjang pembelajaran online.

  • Isi

Suci (2020:4) Dikutip dari buku Pengantar Sosiologi Pendidikan, Pengertian ‘pendidikan’, secara sederhana, adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.

Menurut Gegne dalam Susanto (2012). belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain, belajar dan mengajar menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini tidak dapat dilakukan secara tatap muka, kegiatan pembelajaran dilakukan secara online. Pembelajaran secara daring ini membutuhkan media elektronik yang meliputi software dan hardware. Walaupun tidak sama dengan pembelajaran bertatap muka di kelas, namun pembelajaran daring ini merupakan salahsatu solusi agar terhindar dari penularan Covid-19.  Biasanya pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan menggunakan platform Zoom Meeting, Google Classroom, dan lainnya yang biasa diakses melalui laptop, Smartphone, komputer, tablet dan peralatan lainnya yang terhubung dengan jaringan internet supaya dapat mengakses aplikasi atau platform pembelajaran. Karena itu para peserta didik diharuskan untuk mempunyai fasilitas penunjang pembelajaran daring.

Rupanya kegiatan pembelajaran secara online memiliki banyak permasalahan. tidak sedikit pelajar yang memutuskan untuk putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua mereka untuk membeli Laptop atau Smartphone dan membeli kuota untuk keperluan pembelajaran online.

Pierre Bourdieu membagi kapital menjadi empat yaitu kapital ekonomi, kapital sosial, kapital budaya, dan kapital simbolik. Kapital ekonomi yaitu meliputi modal materil yang berbentuk kebendaan baik uang, tanah, ataupun harta warisan yang dimiliki oleh seseorang. Sari (2020 : 94) kapital pada dasarnya dapat digunakan untuk menganalisa berbagai fenomena Pendidikan. Sari (2020).

Jika permasalahan pembelajaran online ini dikaitkan dengan kapital ekonomi Bourdieu, pelajar yang memiliki kapital ekonomi yang memadai dapat menjalankan perkuliahan dengan baik dan lancar karena mereka mempunyai fasilitas yang baik untuk menunjang kegiatan pembelajaran online, hal ini dikarenakan mereka memiliki kemudahan untuk menukarkan kapital ekonominya menjadi kapital lain. Pelajar yang memiliki kapital ekonomi yang memadai dapat membeli perlengkapan seperti smartphone, laptop, tablet, kuota internet dan lainnya untuk pembelajaran online.

Sedangkan para pelajar yang tidak memiliki kapital ekonomi yang memadai untuk pembelajaran online ini, mereka tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik karena mereka tidak mempunyai fasilitas yang baik untuk menunjang kegiatan pembelajaran online mereka.

Pemerintah mencoba memberikan bantuan Smartphone gratis untuk anak yang kurang mampu dan kuota belajar untuk pelajar dan pendidik. namun, hal itu masih belum bisa mengatasi masalah tersebut secara menyeluruh. pemberian smartphone gratis tidak didapatkan oleh pelajar atau pendidik yang kurang mampu di seluruh indonesia. Pemberian kuota gratis juga belum tentu diterima dengan baik untuk yang tinggal di pedesaan dengan jaringan yang kurang mendukung.

  • Kesimpulan & Saran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun