Mohon tunggu...
Amalina Febrianti
Amalina Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa IPB University

Halo! Saya mahasiswa Analisis Kimia IPB yang baru mulai menekuni dunia kepenulisan. Melalui blog ini, saya mencoba menuangkan gagasan, pengetahuan, dan pengalaman seputar dunia kimia, perkuliahan, serta isu-isu sehari-hari dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Sebagai penulis pemula artikel, saya berharap setiap tulisan bisa menjadi sarana belajar, berbagi wawasan, sekaligus berdiskusi dengan pembaca. Menulis bagi saya bukan hanya sekadar menuangkan kata, tetapi juga proses mengasah logika, kepekaan, dan cara pandang terhadap berbagai fenomena di sekitar. Mari bertumbuh bersama melalui tulisan sederhana yang semoga bermanfaat. 🌱✍️

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aspartame, Pemanis Buatan yang Kontroversial: Manis, Aman, atau Berisiko?

22 September 2025   19:57 Diperbarui: 22 September 2025   19:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian orang, mengurangi asupan gula merupakan tantangan besar. Tidak heran jika berbagai produk makanan dan minuman kini mulai beralih menggunakan pemanis buatan. Salah satu yang sering kita jumpai adalah aspartame. Zat ini banyak dipakai dalam minuman bersoda rendah kalori, permen bebas gula, hingga beragam produk diet.

Meski popular, aspartame tidak lepas dari kontroversi. Sebagian orang menilai sebagai alternatif yang lebih sehat dibanding gula, sementara ada juga yang mencurigai efek sampingnya terhadap kesehatan. Lantas, seberapa aman pemanis buatan ini?

Apa itu Aspartame?

Aspartame atau L-aspartil-L-alanin-metilester (C14H16N2O5) ialah zat pemanis sintetis yang mulai terungkap sejak tahun 1965 oleh James Schulter (Pereiz et al. 2023). Sejak saat itu penggunaannya semakin meluas karena tingkat kemanisannya bisa mencapai ratusan kali lipat dibandingkan sukrosa. Hal ini memungkinkan produsen menggunakan jumlah yang sangat sedikit untuk menghasilkan rasa manis yang serupa dengan gula biasa. Tidak heran jika zat ini banyak dipilih untuk produk dengan klaim rendah kalori maupun bebas gula.

Secara umum, aspartame berbentuk kristal berwarna putih dalam bentuk serbuk halus, tidak bau, sedikit terdispersi dalam air, dan memberikan rasa manis murni tanpa meninggalkan aftertaste pahit. Keunggulan lainnya dari aspartame ialah tidak menyebabkan kerusakan gigi serta dapat memperkuat cita rasa makanan atau minuman. Karena sifatnya rendah kalori, pemanis ini kerap digunakan dalam berbagai produk diet, minuman, hingga makanan ringan (Anggrahini 2015).

Kontroversi dan Risiko Kesehatan

Aspartame populer karena tingkat kemanisannya sangat tinggi, yakni sekitar 100-200 kali lebih manis daripada gula pasir (Anggrahini 2015). Dengan sedikit saja, rasa manis sudah terasa tanpa menambah banyak kalori.

Meski begitu, keamanannya masih diperdebatkan. FDA (Food and Drug Administration) dan EFSA (European Food Safety Authority) menyatakan aspartame aman bila dikonsumsi sesuai batas, yaitu 40 mg/kg berat badan per hari. Artinya, seseorang dengan berat 60 kg bisa mengonsumsi hingga berkisar 2.400 mg per hari setara dengan puluhan kaleng soda diet.

Di dalam tubuh, aspartame dipecah menjadi fenilalanin, asam aspartat, dan metanol. Bagi penderita fenilketonuria (PKU), fenilalanin bisa berbahaya karena tidak dapat diolah dengan baik. Sementara itu, metanol dapat berubah menjadi formaldehida dan asam format. Formaldehida dapat menimbulkan kerusakan pada retina mata yang berdampak pada gangguan penglihatan, sedangkan asam format bisa mengganggu keseimbangan metabolisme karena menurunnya kadar basa dalam tubuh (Bella dan Juwitaningtyas 2024).

Karena alasan tersebut, WHO tetap mengingatkan pentingnya membatasi konsumsi pemanis buatan, termasuk aspartame.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun