Setelah aku membayarnya, segera kucari tempat duduk tak jauh dari penjual itu. Sejurus kemudian, segel botol kubuka dan langsung kumeminumnya. Kurasakan kerongkonganku kembali segar. Sambil duduk aku bercakap-cakap dengan pak tua penjual minuman. Sebutlah namanya pak Michi. "Lagi ngurus apa di Polres, mas?" tanya Mbah Michi.Â
"Ngurus perpanjangan SIM C, mbah. Ini tadi sambil menunggu antrean yang panjang saya keluar karena kehausan," jawabku.Â
Kami ngobrol asyik dan menikmati suasana terik hari ini. Kuceritakan padanya tentang kejadian yang kualami pagi tadi dan minggu lalu saat mau mengurus perpanjangan SIM di layanan MSK. Mbah Michi menyayangkan juga soal kuota layanan di MSK. Tentunya sangat mengecewakan, karena pengunjung yang hendak mengurus perpanjangan sudah meminta izin atasannya keluar kantor atau pabriknya. Â Â Â
Sambil menyantap roti yang kubeli dari Mbah Michi, kutanyakan lamanya beliau menjalani pekerjaan sebagai PKL dan mengulik soal anak dan keluarganya. Aku cukup heran di usianya yang sudah lanjut masih mau membuka lapak. Saat bercerita itu Mbah Michi memberikan satu petuah, "Wong urip kuwi kudu obah, yen ra obah ora mamah" (Orang hidup itu harus bekerja, kalau tidak akan kelaparan, begitu kira-kira kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia). "Hidup itu perjuangan yang tanpa henti. Kalau berhenti alias putus asa, kelak akan merasakan akibatnya dan pasti menyesal di akhirnya."Â
Sungguh sangat bijak nasihat dari Mbah Michi. Seketika itu aku teringat sebuah lagu Group Band Dewa-19 yang judulnya: HIDUP ADALAH PERJUANGAN. Tepat sekali apa yang dinasihatkan Mbah Michi. Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma. Kita harus tetap berusaha (ikhtiyar) dibarengi dengan do'a. Dalam kondisi apapun jangan pernah berputus asa. Perkuat pondasi keimanan, dan yakinlah pasti sampai. Ikhtiar yang maksimal dan usaha yang sungguh-sungguh tidak mengkhianati hasil yang kita peroleh. ***
Â