Mohon tunggu...
A. Amali Kurniawan
A. Amali Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar, Pendidik, Debutan Blogger

Lifetime learning (Belajar sepanjang hayat)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelajaran Berharga dari Seorang Pedagang Kaki Lima

30 Januari 2022   01:35 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:16 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi


Di sudut jalan, aku menghentikan langkah. Suasana di sekitaran Polresta memang sangat padat. Tidak jauh dari titik Nol yang selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik. Kawasan itu terkesan tidak tertata rapi. Berdasarkan data jumlah PKL, terdaat lebih dari 1500 pedagang. Angka yang sangat besar hingga sejauh mata memandang, PKL berbaris membujur dari barat ke timur sepanjang emperan toko (perko).  

Di trotoar jalan simpang empat KM. 0, para Pedagang Kaki Lima (PKL) membuka lapaknya. Mayoritas PKL menjual pakaian bernuansa khas daerah. Tapi ada pula yang berjualan minuman dingin dan kopi atau teh panas di angkringan. Sebagian kecil di antaranya ada yang berjualan poster, manik-manik dan batu akik. Di sana terdapat pula pedagang asongan rokok bungkus dan ketengan. 

Pemerintah Daerah setempat menetapkan relokasi PKL di tempat yang sudah disiapkan. Lokasinya di bekas gedung bioskop dan gedung Dinas Pariwisata. Daerah ini memang telah menjadi tujuan wisata dari berbagai daerah. Sejak rencana pemberlakuan kebijakan sterilasi kawasan heritage, banyak pemilik lapak PKL yang gelisah. PKL khawatir jika jadi direlokasi nanti omset dagangannya akan turun drastis. Sekalipun ada sebagian besar yang menolak kebijakan ini, pemerintah bergeming.

*** 

Sinar mentari hari ini cukup terik. Cuaca siang ini terasa panas. Tak terlihat mendung sedikit pun di langit. Aku baru saja menyelesaikan urusan perpanjangan SIM C di Polresta. 

Seminggu yang lalu, niatanku untuk memperpanjang SIM di Mobil SIM Keliling (MSK) kandas setelah aku tak mendapat nomor urut. Aku tiba di Kantor Kelurahan yang menjadi lokasi layanan SIM Keliling pukul 09.00 WIB. Setelah kuparkir motor di halaman kantor Kelurahan, aku menuju meja pendaftaran. Saat itu banyak pengunjung yang memiliki tujuan yang sama denganku. Bahkan ada pula yang akan membuat SIM baru. Kalau kuhitung lebih dari 50 orang. Mereka duduk di kursi yang telah disediakan dan ditata sesuai dengan aturan protokol kesehatan. banyak pula di antara mereka yang duduk di emperan kantor kelurahan.

Saat jam operasional layanan dibuka, seorang petugas SIM Keliling layanan SIM Keliling mengumumkan. "Tolong bagi bapak/ibu/saudara yang SIM nya akan mati 3 hari lagi maju ke depan." Sontak aku terkagetkan dengan suara petugas itu. Begitu pula orang-orang di sebelahku. "Hah, kita sudah jauh-jauh datang ke sini ternyata layanan yang diberikan hanya terbatas. Petugas hanya melayani pengunjung yang masa berlaku SIM nya akan habis dalam tiga hari ke depan. 

SIM ku akan mati (habis masa berlakunya) tanggal 29 Januari 2022. "Wah alamat nih aku ndak dapet jatah karena masih ada 8 hari lagi menuju tenggat tanggal itu," gumamku dalam hati. Aku beserta para pengunjung lainnya merasa gusar saat mengetahui hal itu. Ada yang masa aktif SIM nya hingga 7, 6, 5 dan 4 hari lagi. Mereka meminta penjelasan kenapa layanannya hanya terbatas. Salah seorang petugas mengumumkan layanan SIM hanya berlaku untuk 30 orang per hari. Kemudian dia meminta pengunjung untuk mengecek IG Simditlantas. Akhirnya pengunjung yang tak terlayani di hari itu kembali ke tempat kerja masing-masing. 

***

Di waktu jelang sehari masa berlaku SIM ku habis, aku bergegas naik motor menuju lokasi layanan SIM di daerah Cincut. Lokasi yang berbeda dengan saat aku dan banyak pengunjung lainnya tidak mendapatkan nomor antrean pada pekan lalu. Hari ini aku mengecek jadwal SIM Keliling di IG. Ternyata lokasinya berada di kantor station radio swasta tak jauh dari Kantor Kelurahan. Setibanya di lokasi yang sudah terjadwal, aku menemui petugas layanan. Kulihat jam saat aku datang pukul 08.20 WIB. Namun yang terjadi ternyata kasusnya hampir sama dengan minggu lalu. Aku sedikit terlambat karena kuota 30 orang sudah terpenuhi. Jadinya aku tidak mendapatkan nomor antrian. Saran petugas, lebih baik datang langsung ke Polresta karena di sana tidak ada batasan kuota. Akhirnya, aku mendatangi Polresta yang tidak jauh dari kawasan padat PKL di titik o KM.

Aku datang dengan penuh harap semoga masih mendapatkan giliran antre. Alhamdulillah sesampainya di kantor Polres pukul 09.30 WIB, aku segera melengkapi semua persyaratan untuk pengajuan perpanjangan SIM. Seorang petugas yang tadi aku tanya telah menjelaskan alur dan prosedurnya. Namun hari itu aku dapet nomor antrean 97. Wah, banyak banget yang sudah ngantre. Aku mengisi form yang diberikan petugas dan mengumpulkannya kembali ke loket 1. "Nanti ke loket 3 ya pak untuk pemotretan, di sana ruang tunggunya," kata petugas sambil menunjuk arah barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun