Mohon tunggu...
A. Amali Kurniawan
A. Amali Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar, Pendidik, Debutan Blogger

Lifetime learning (Belajar sepanjang hayat)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelajaran Berharga dari Seorang Pedagang Kaki Lima

30 Januari 2022   01:35 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:16 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Ketimbang duduk bengong menunggu dipanggil petugas, aku berusaha mengusir bosan dengan berjalan keluar gedung. Memang kurasakan tenggorokanku kering dan butuh minum. Aku pengin njajan di luar kantor Polres. Terlihat olehku banyak PKL yang menunggu lapaknya. 

Dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya yang membuka lapak minuman. Dia tertunduk dan menarik perhatianku. Mungkin karena pembelinya sepi hari ini. Hatiku berkata, "Ini nih yang kumau!" Segera aku bergegas melangkahkan kaki ke sana.

Tapi aku tertegun sejenak. Pandanganku kosong. Terlintas dalam pikiranku pada anakku, Zara. Dia kini duduk di bangku kelas 2 SD. Jika melihat pemandangan seperti ini, Zara selalu merengek. Dia merasa iba dan dengan cepat memintaku untuk membeli. "Yah, beliin aku dagangan orang itu, aku kasihan melihatnya," pintanya. Namun hari ini Zara tak bersamaku karena ia masuk sekolah.

Rasa hausku bertambah saat melihat pria di depanku yang meneguk minuman dingin lalu menenteng sebotol Aqua. Aakhhh, pasti segar rasanya. Di tengah cuaca yang panas ini aku bersyukur ada PKL yang berjualan minuman.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Tak sabar lagi aku menanyakan kepada bapak penjual minuman kaki lima itu. 

"Permisi pak, saya mau beli teh botol pucuk harum yang dingin, ada kan pak??" 

Lelaki  penjual itu menjawab, "Ada mas, ini," sahutnya sambil menyodorkan pesanan yang kuminta. 

"Berapa harganya, pak?", tanyaku lagi.

 "Rp. 10.000, mas," jawabnya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun