Mohon tunggu...
amalia nabil
amalia nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Amalia Nabil Putri Nada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malapetaka Observasi

21 November 2020   11:30 Diperbarui: 21 November 2020   11:31 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam sepi sunyi menyelimuti suasana heningnya malam dengan adanya saut-sautan suara merdu jangkrik dibalik rumput-rumput yang bergoyang. Lengkap sudah Suasana mencengkram dimalam itu tepatnya di desa Wonosari Jawa Timur. Kita sebagai mahasiswa dari suatu universitas di kota Malang diturunkan ke desa tersebut untuk melakukan observasi. Dan disamping itu banyak teka-teki yang melintas di pikiran dan hati apalagi teman kita yang bernama nabil dia seakan-akan enggan untuk singgah di desa tersebut, dan malam itu hanya kita berdua yang belum bisa tidur. Aku berbincang-bincang menghabiskan malam itu diteras tempat penginapan kita singgah.Tanpa disadari jam hampir tengah malam tampak disudut rumah warga, Nabil melihat seorang berjalan membungkuk dengan membawa barang di tangannya tanpa di sadari hal tersebut bersamaan dengan suara tokek muncul, kata orang dahulu suara tokek mengisyaratkan bahwa makhluk halus tengah dekat dengan kita, tapi aku dan Nabil tidak mempercayainya aku yakin bahwa apa yang dilihat nabil waktu itu tidak lain hanya warga desa tersebut . kami tidak menghiraukan hal tersebut dan bergegas masuk ke penginapan untuk beristirahat. namun malam itu mata kami benar benar tak bisa dipejamkan.

              Keesokan paginya kami mulai melakukan kegiatan di desa tersebut. Lagi lagi nabil merasakan sesuatu yang aneh namun, nabil tak ingin hal tersebut merusak kegiatan bersama teman temannya. Saat kami melakukan observasi tidak ada kejanggalan sama sekali namun, saat hari menjelang maghrib keanehan itu terjadi teman kami yang bernama sari tiba tiba berbicara dengan keras dan nada yang marah awalnya kami mengira bahwa Sari marah kepada salah satu dari kami tapi,suara yang di bicarakan Sari merupakan suara aneh bukan dari dirinya sendiri,salah satu temen laki laki kami menyimpulkan bahwa sari kemasukan arwah , kami akhirnya bergegas untuk kerumah juru kunci di desa tersebut. Setelah keadaan mulai normal juru kunci tersebut menanyakan " apakah kamu datang bulan? " sari menjawab " iya pak saya sedang datang bulan " si juru kuncipun kembali bertanya kepada sari " apa yang sudah kamu perbuat? " maaf pak saya membuang pembalut bekas yang saya gunakan di sumber dekat penginapan (ucap sari). Itulah kesalahanmu nak telah mengotori tempat yang telah dianggap suci di desa ini. Saya beritahu sekali lagi nak jagalah sikapmu, lisanmu, dan perbuatanmu di suatu daerah yang belum pernah kamu kunjungi (ujar juru kunci).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun