Salah satu dampak anak broken home adalah depresi. Broken home sendiri berarti keadaan rumah tangga yang sedang bermasalah dan dapat dikatakan bercerai.Â
Perceraian sendiri terjadi karena beberapa faktor yaitu perselingkuhan,kesenjangan ekonomi yang tidak beraturan mengakibatkan pasangan suami istri berfikir pendek.Â
Jika pasangan suami istri terlebih lagi telah memiliki momongan jelas anaklah yang akan menjadi korbannya. Anak akan mengalami depresi, apabila depresi sudah masuk ke tahap akut bisa saja menimbulkan kematian.
Depresi sendiri memiliki arti, sebuah perasaan sedih yang mendalam. Seseorang akan dikatakan depresi jika dua minggu ia masih saja sedih termenung dan tidak menandakan perubahan hati.Â
Ciri ciri psikologi depresi sendiri adalah mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang mendalam. Mereka juga merasakan frustasi dan putus asa.Â
Ciri ciri lain yang terlihat adalah panderita akan merasakan lelah dan tak bertenaga lalu mereka juga  merasakan nyeri yang entah penyebabnya dan yang terakhir adalah menurunnya selera makan.
Depresi pada anak yang mengalami broken home sangat membahayakan sekali jika kita telah membaca pengertian diatas. Banyak sekali korban korban yang berjatuhan disebabkan oleh orang tuanya bercerai.Â
Mungkin awal awal mereka akan merasakan bahwa semuanya akan baik baik saja namun, saat mereka sudah menyadari bahwa mereka sendiri disitulah awal depresi itu muncul.Â
Sebenarnya anak broken home hanya butuh teman untuk mereka berbagi cerita bersama. Dengan berbagi cerita mereka akan merasakan ketenangan dan beranggapan mereka tidak sendiri.
Untuk itu himbauan pada setiap orang tua atau pasangan suami istri yang telah menikah dan memiliki anak jika memang memiliki permasalahan sebisa mungkin untuk dipikirkan dengan matang matang penyelesaiannya, jangan sampai anak yang menjadi korbannya. Sebisa mungkin sebagai orang tua atau pasangan suami istri harus membina rumah tangga yang harmonis agar dicontoh oleh anak cucu nantinya.