Mohon tunggu...
Amalia Mumtaz Nabila
Amalia Mumtaz Nabila Mohon Tunggu... a coffe addict who loves to write what's on her mind.

Ngobrolin soal makanan? Film? Kpop? Traveling? Palugada! Karena perjalanan yang baik adalah yang ditulis. Silakan mampir~

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Netizen: "Perpus Buka sampai Malam, dong!", Perpus Jakarta: "Siaaap!"

18 Mei 2025   17:18 Diperbarui: 18 Mei 2025   18:42 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian depan Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat di malam hari. (Sumber: dokumen pribadi)

Ambiens di Perpustakaan Jakarta yang cozy dan bikin tenang. (Sumber: Jaklitera)
Ambiens di Perpustakaan Jakarta yang cozy dan bikin tenang. (Sumber: Jaklitera)

Hari itu, pengunjung perpustakaan cukup banyak. Saya dan teman-teman tidak kebagian meja dan kursi belajar yang sudah full dipenuhi oleh pengunjung lain---yang mungkin datang sejak pagi. Saya juga melihat banyak pengunjung lain yang duduk mengemper di area-area tersembunyi seperti di balik rak buku. Tidak ada petugas yang melarang, jadi saya simpulkan asalkan tidak mengganggu mobilitas pengunjung lain, maka boleh saja.

Setelah berkeliling mengambil buku yang menjadi whishlist bacaan kami, akhirnya kami memutuskan untuk duduk di area di kolong tangga yang sedikit lapang sebagai tempat kerja kami. Untuk sementara kami bekerja di situ sampai teman saya usul untuk mencari tempat lain yang lebih luas.

Setidaknya kami menyibukkan diri dengan membaca buku dan bekerja sampai pukul 16.30 sore. Begitu kami keluar dari gedung, langit sudah cukup mendung. Sehingga kami buru-buru kembali ke masjid untuk Salat Asar.

Masjid Amir Hamzah di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. (Sumber: dokumen pribadi)
Masjid Amir Hamzah di Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. (Sumber: dokumen pribadi)

Banyak area di Taman Ismail Marzuki yang sepertinya memang ditunjukkan sebagai area berkumpul santai. Meskipun tidak ada bangku yang disediakan, tapi banyak pemuda-pemudi yang dengan bebas duduk-duduk di kompleks ini. 

Salah satunya di pelataran Masjid Amir Hamzah. Ada teras luas yang mengelilingi masjid, di sisi kanan dan kirinya. Saya dan teman-teman banyak berbincang sembari ngopi dan nyemil ubi bakar di pelataran ini untuk menunggu waktu Maghrib.

(Perlu diingat, untuk selalu menjaga kebersihan~)

Kopi, roti, dan ubi bakar yang saya dan teman-teman santap di pelataran Masjid Amir Hamzah. (Sumber: dokumen pribadi)
Kopi, roti, dan ubi bakar yang saya dan teman-teman santap di pelataran Masjid Amir Hamzah. (Sumber: dokumen pribadi)

Kira-kira seperti itu petualangan saya dan teman-teman menjadi pengunjung Taman Ismail Marzuki dan Perpustakaan Jakarta selama hampir seharian. Menurut saya, pengalaman pertama ini cukup menyenangkan (dan melelahkan karena banyak jalan, tapi it's okay kalau artinya tubuh jadi lebih sehat~!). Perpustakaan Jakarta memuaskan, seperti yang kami ekspektasikan.

Beberapa hal yang disayangkan adalah jumlah tempat duduk yang kalah jumlah dengan jumlah pengunjung. Kemudian, air conditioner di lantai 5 yang tidak sedingin lantai lain membuat lantai tersebut lebih pengap. Kebetulan saya tidak salat di musala dan tidak ke toilet di dalam perpustakaan, tapi ada antrean sampai keluar toilet yang tandanya kapasitas toilet tidak memadai di hari-hari sibuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun