Mohon tunggu...
Amalia Cintya
Amalia Cintya Mohon Tunggu... peneliti

setiap paragraf adalah jembatan dari pengalaman menuju pemahaman

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menelisik Realita Pemerataan Pendidikan : BOS Afirmasi dan Kinerja

5 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 5 Juli 2025   23:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan BOS tahun 2025 menetapkan bahwa sekurangnya 10% dana harus dialokasikan untuk pengadaan buku, sementara pembelanjaan untuk fasilitas fisik dibatasi maksimal 20%. Secara konsep, kebijakan ini selaras dengan misi peningkatan kualitas pembelajaran. Namun bagaimana dengan sekolah yang kekurangan sarana dasar seperti bangku, papan tulis, atau sanitasi layak? Digitalisasi dan AI memang penting, tapi kebutuhan dasar tak boleh diabaikan.

Kepemimpinan Sekolah dalam Tekanan Regulasi

Dalam kondisi serba terbatas ini, kepala sekolah dituntut menjadi pemimpin visioner yang mampu menetapkan skala prioritas, mengelola anggaran dengan tepat, dan tetap menjalankan tanggung jawab administratif. Namun seringkali kreativitas mereka terhambat oleh rumitnya regulasi dan pelaporan yang menyita energi.

Reorientasi Dana Pendidikan: Dari Kepatuhan Menuju Keberpihakan

Jika benar-benar ingin mencetak generasi unggul, sistem pendanaan pendidikan perlu bergerak dari orientasi administratif menuju semangat keberpihakan. Akuntabilitas tetap penting, tapi jangan sampai membunuh fleksibilitas dan otonomi pengelolaan di tingkat satuan pendidikan. BOS Afirmasi dan Kinerja seharusnya menjadi penopang kemajuan sekolah, bukan sekadar alat kontrol anggaran.

Karena sejatinya, pendidikan bukan tentang anggaran belaka, tapi tentang manusia—tentang siswa, guru, dan kepala sekolah yang berjuang setiap hari di ruang-ruang kelas. Kini saatnya kita perjuangkan dana BOS yang benar-benar adil, hadir tepat waktu, dan menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Disusun oleh Bapak Halinis, S.Si selaku kepala sekolah SMA N 4 Kota Dumai dan Amalia Cintya Nurkomala, S.Pd guru SMA N 4 Kota Dumai Kelas Jauh Batu Teritip juga sebagai Mahasiswa Pascasarjana Lancang Kuning University semester 3 tahun 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun