Masa remaja merupakan periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini dimulai suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menstruasi (Widyastuti, 2009).Â
Gangguan siklus menstruasi menjadi indicator penting untuk menggambarkan perubahan pada fungsi ovarium dan juga diasosiasikan dengan peningkatan resiko penyakit seperti  kanker payudara, kanker ovarium, diabetes, penyakit kardiovaskular dan fraktur. Risiko terjadinya gangguan menstruasi pada mahasiswi disebabkan oleh berbagai faktor seperti stress akademik.Â
Keadaan tersebut biasa dialami oleh mahasiswi yang sedang menjalani perkuliahan dengan jadwal yang sangat padat. Tetapi respons seseorang terhadap cara menangani tingkat ke stressannya juga berpengaruh kepada siklus menstruasi mahasiswi tersebut.Â
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswi Fakultas Kedokteran, Universitas Nusa Cendana menyebutkan bahwa respon stress yang ditunjukkan responden pada saat proses wawncara yaitu respons fisiologis seperti tekanan darah naik, amenorrhea/tertahannya menstruasi, pening dan tegang otot.Â
Respons psikologis ditandai dengan keletihan keletihan emosi, kejenuhan, mood swing, frustasi, perasaan cemas, perasaan khawatir, dan respons perilaku mengakibatkan prestasi belajar menurun dan tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tingkat stress ringan terkadang menyebabkan mahasiswi berada pada kondisi seolah – olah mampu menyelesaikan seluruh tugas yang diembannya akan tetapi tanpa disadari energi nya semakin menipis, mudah merasa Lelah dan tidak merasa santai. Kondisi tubuh yang seperti ini akan menyebabkan penyakit jika berusaha dihadapi terus menerus.Â
Maka dari itu pengelolaan stress harus dilakukan pada saat tubuh sudah menunjukkan tanda – tanda kelelahan serta konsentrasi mulai berkurang. Maka kita bisa memberi solusinya dengan melakukan olahraga yang dapat meredakan stress seperti yoga, melakukan meditasi guna menenangkan diri, melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menyalurkan hobby, dan juga bisa sekedar bertukar cerita dengan orang yang kita anggap bisa kita percaya.Â
Selain itu harus dilengkapi dengan penerapan pola hidup sehat melalui makanan bergizi dan istirahat yang cukup.