Mohon tunggu...
Alya Syifa Desyanti
Alya Syifa Desyanti Mohon Tunggu... Freelancer - karya tulisku

tulisan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Things Left Behind, Memaknai Kehidupan dari Mereka yang Telah Tiada

19 April 2022   14:52 Diperbarui: 19 April 2022   15:02 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
amunisi kegiatan membaca digital: ebook, pen, dan buku catatan untuk menulis kalimat yang disukai dari buku/ poin penting untuk resensi, dokpri

Judul buku: THINGS LEFT BEHIND Hal-hal yang Kita Pelajari dari Mereka yang Telah Tiada
Penulis: Kim Sae Byoul, Jeon Ae Won (2020)
Alih bahasa: Anna Lee
Desain sampul: Martin Dima
Setting: Fajarianto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (2021)

Things Left Behind berhasil menjadi buku kedua yang selesai kubaca sejak kembali berlangganan Gramedia Digital. Ilustrasi di bagian sampul sangat apik, ilustrator berhasil menggambarkan perspektif sebuah kamar yang sudah tidak dihuni pemiliknya. Faktor sampul yang menarik inilah salah satu alasan untuk mulai membaca buku ini. Buku ini berisi 200 halaman, dengan outline :

  • Kata Pengantar
  • Prolog: Yang Diajarkan Mereka yang Telah Tiada
  • Bagian 1. Seandainya Mereka Lebih Saling Mengasihi
  • Bagian 2. Seperti Apa Pun Hidup Kita, Kita Berharga
  • Bagian 3. Harapan yang Muncul di Titik Terendah
  • Bagian 4. Yang Tersisa dalam Hidup Pada akhirnya
  • Epilog: Mengasihilah dan Mengasihilah

Lewat kata pengantar dan prolog, penulis memperkenalkan tentang bagaimana mereka bisa terjun ke pekerjaan membereskan barang-barang peninggalan orang meninggal dunia. Selanjutnya pada bagian 1 sampai 4, penulis membagikan kisah pengalaman mereka dalam melakukan pekerjaan. Tiap kasus yang ditulis sanggup membuat hati pembaca terenyuh dan berempati, bahkan aku juga sempat meneteskan air mata saking sedihnya, terlebih ceritanya berasal dari kisah nyata. Kasus yang dihadapi penulis dalam membereskan barang peninggalan diantaranya adalah kasus meninggal dalam kesepian tanpa adanya orang lain dan keluarga, korban bunuh diri, kecelakaan, dan korban kejahatan. Ditulis dengan jernih, setiap kalimat mudah dipahami dan menyentuh pembaca.

Selain kisah yang menyentuh, beberapa kasus yang ditulis membuat ngeri dan kesal. Contohnya kisah saat pihak keluarga yang hanya menginginkan uang korban namun tidak merasa sedih karena anggota keluarganya telah meninggal, cerita pembunuhan berencana yang dilakukan oleh orang terdekat.

Ada banyak hal yang bisa diambil dari buku ini, salah satunya kalimat penyemangat untuk bertahan hidup. Beberapa yang membekas bagiku antara lain:

Ungkapan "Orang yang bertahan sampai akhir adalah pemenang" adalah ungkapan yang selalu benar. Meskipun tidak mencapai target semula, jika kita bertahan, akan tiba saatnya pekerjaan yang kita bisa kerjakan akan kita dapatkan. Harus bertahan sampai akhir, barulah kita akan menyambut hari itu. Jika kita mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan sekarang dengan setia, jalan akan terlihat, dan kita akan bisa menjadikan jalan itu sebagai jalan kita. (Halaman 55)

"Aku mau mati," kalimat itu sesungguhnya berarti: "Aku tidak mau hidup seperti ini," dan justru "Aku ingin hidup lebih baik." Oleh karena itu, kita harus mengatakan "Aku mau hidup lebih baik" bukan "Aku mau mati." Kita tidak boleh membicarakan tentang kematian karena arti dari hidup adalah perintah untuk kita tetap hidup. (Halaman 123)

"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja."

"Aku tidak boleh menyesuaikan diriku pada standar dunia tetapi aku harus mengubah dunia sesuai standarku. Akulah yang memegang kendali atas hidupku, Apa masalahnya jika aku berjalan dengan perlahan ke arah yang berbeda dengan dunia? Justru aku akan bisa menikmati keseruan karena menjalani hidup yang berbeda dengan orang lain." (Halaman 138 -139)

Meskipun penderitaan yang melebihi kekuatan kita menimpa kita, kita harus bangkit lagi dan melanjutkan kehidupan karena itulah hidup.

Di bagian epilog, penulis menyampaikan bahwa tujuan utama buku ini ingin memperkenalkan pekerjaannya pada banyak orang dan melawan prasangka terhadapnya. Penulis juga mengingatkan tentang perhatian kecil kita bisa menjadi harapan bagi seseorang untuk kembali mendapatkan semangat hidup untuk memulai hidup baru.  Terakhir, penulis memberikan 7 prinsip untuk mengakhiri hidup kita dengan indah (menurut pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal) :

  1. Biasakanah merapikan barang untuk membangun ketertiban hidupmu.
  2. Jika sulit menyampaikan secara lisan, sampaikanlah lewat tulisan.
  3. Simpanlah barang-barang penting di tempat yang mudah ditemukan.
  4. Jangan rahasiakan jika kamu punya penyakit.
  5. Nikmatilah apa yang kamu miliki.
  6. Jalanilah hidup bukan demi orang lain, tetapi demi dirimu.
  7. Yang tersisa pada akhirnya adalah kenangan saling mengasihi dengan orang yang kita kasihi. Oleh karena itu, buatlah banyak kenangan indah.

Lewat buku ini, aku menjadi tahu tentang pekerjaan jasa membersihkan barang orang yang sudah meninggal di Korea. Pekerjaan yang tidak mudah dan masih dipandang sebelah mata oleh orang lain. Kisah pembersihan barang di buku Things Left Behind ini menjadi inspirasi pembuat drama Move To Heaven. Bagi kalian yang minat menonton drama 10 episode ini bisa ditonton di layanan Netflix
https://www.netflix.com/us/title/80990381?s=a&trkid=13747225&t=more&vlang=en&clip=81195777 

ebook di tablet dan catatan tulisan tanganku yang tidak terlalu bagus hehehe, dokpri
ebook di tablet dan catatan tulisan tanganku yang tidak terlalu bagus hehehe, dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun