Mohon tunggu...
Alya Putri Mukhbita Sari
Alya Putri Mukhbita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

43225110001- S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

12 Oktober 2025   16:54 Diperbarui: 12 Oktober 2025   23:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan dengan Demokritos dan Atomisme

Nietzsche juga menunjuk pada Demokritos, filsuf Yunani kuno, yang berpendapat bahwa segala sesuatu tersusun atas atom (a-tomos: "tidak terbagi"). Bagi Nietzsche, seperti atom yang tidak bisa dipecah, kehidupan juga harus diterima sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak dibelah menjadi "bagian baik" dan "bagian buruk". Dengan demikian, Nietzsche menolak pembagian moral tradisional dan menegaskan bahwa kehidupan---dengan semua suka dan dukanya---harus diterima sebagai satu realitas tunggal yang tidak terpisahkan.

Contoh Penerapan "Ja Sagen" dan "Amor Fati"; Seseorang kehilangan pekerjaan secara mendadak.

  • Sikap biasa: Merasa hancur, marah pada keadaan, atau menyalahkan nasib. Orang ini melihat kehidupan secara dikotomis---kehilangan pekerjaan adalah "hal buruk" yang seharusnya tidak terjadi.
  • Sikap "Ja Sagen" dan "Amor Fati": Ia berkata dalam hati, "Ini bagian dari perjalanan hidupku. Aku akan mencintai pengalaman ini sebagaimana aku mencintai keberhasilanku. Dari sini aku akan belajar dan bangkit." Dengan begitu, ia menegaskan hidup (affirmation of life), tidak menyerah pada penderitaan, dan tetap kreatif menghadapi kenyataan.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

4. William James (1842-1910) Filsof dan Psikolog Amerika: Kekuatan Keyakinan dalam Menciptakan Realitas

Perbedaan Revolusioner dari Pemikir Sebelumnya

Jika Stoik mengajarkan penerimaan dan Nietzsche mengajarkan pencintaan terhadap takdir, William James membawa perspektif yang sama sekali berbeda. William James tidak hanya mengajak kita untuk menerima atau mencintai dunia yang sudah ada---ia mengajak kita untuk menciptakan dunia melalui kekuatan keyakinan. Teori James bukan versi lembut dari Stoikisme atau Amor Fati. Ia adalah ledakan epistemologis: gagasan bahwa iman bisa lebih awal dari bukti, dan keyakinan bisa menciptakan fakta. Jika Stoik dan Nietzsche mengajarkan kebijaksanaan menghadapi dunia, William James mengajarkan keberanian menciptakan dunia.

Inti Pemikiran: "The Will to Believe"

William James memperkenalkan konsep radikal yang diberinya judul "The Will to Believe". Di tengah dunia yang menuntut bukti untuk setiap keyakinan, William James datang membawa pemberontakan yang halus tapi mengguncang:

"Percayalah bahwa hidup ini layak dijalani, dan keyakinanmu akan membantu mewujudkan kenyataan itu."

Kalimat ini sederhana, tapi di baliknya tersembunyi ledakan pemikiran. Bagi James, pikiran bukan sekadar cermin yang memantulkan dunia, melainkan kuas yang melukisnya. Keyakinan adalah tindakan kreatif; ia bukan hasil dari kebenaran, tetapi sumber dari kebenaran itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun