Mohon tunggu...
Alya Hana
Alya Hana Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif S1 Bahasa dan Sastra Arab

Menulis yang terasa dekat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi pendengar yang baik: keterampilan yang mulai hilang

26 Juni 2025   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2025   14:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara mendengarkan adalah proses aktif. Saat kita mendengarkan, kita memberi perhatian, menangkap makna, dan mencoba memahami apa yang disampaikan. Kita hadir, bukan sekadar ada.

Profesor Ralph Nichols, salah satu pelopor studi tentang mendengarkan, mengatakan,

"The most basic of all human needs is the need to understand and be understood. The best way to understand people is to listen to them."

Mendengarkan adalah jalan menuju pemahaman---dan pada akhirnya, hubungan manusia yang sehat.

Mengapa Kita Semakin Sulit Mendengarkan?

Kemampuan mendengarkan perlahan-lahan memudar, dan ada banyak faktor yang menyebabkannya.

Terkadang, seseorang semakin sulit untuk mendengarkan karena beberapa faktor, seperti topik pembicaraan yang tidak sejalan dengan minat atau pemahaman pendengar, sehingga membuatnya merasa malas untuk menyimak. Selain itu, bisa jadi pendengar sedang mengalami masalah pribadi atau tekanan batin yang membuatnya stres, namun tetap harus berusaha mendengarkan orang lain yang sedang bercerita padanya.

1. Budaya Serba Cepat & Gangguan Digital

Di era digital saat ini, segalanya berlangsung dengan cepat. Kita jadi terbiasa hanya membaca judul tanpa membuka isi artikelnya, menonton video singkat beberapa detik, atau membalas pesan sambil cek notifikasi lain. Multitasking seolah jadi hal biasa, padahal tanpa sadar kita kehilangan kemampuan untuk benar-benar fokus.
Dalam situasi seperti ini, mendengarkan orang lain terasa seperti hal yang lambat. Kita jadi tidak sabaran, bahkan sering memotong pembicaraan atau buru-buru memberi komentar, padahal lawan bicara belum selesai menyampaikan maksudnya.

2. Lebih Ingin Didengar daripada Mau Mendengar

Hampir semua orang ingin suaranya didengar. Tapi dalam percakapan, kalau dua orang sama-sama ingin bicara tapi tak ada yang mau mendengar, maka yang terjadi bukan komunikasi, melainkan dua orang yang ngomong sendiri-sendiri.
Hal seperti ini sering kita temui---baik dalam hubungan pribadi, rumah tangga, hingga di lingkungan kerja. Kadang, ego membuat kita lebih fokus pada apa yang ingin kita balas, ketimbang benar-benar memahami apa yang orang lain coba sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun