Mungkin bagi sebagian peserta, pameran ini mejadi pengalaman pertama mereka mengikuti pameran bertingkat nasional. Namun begitu, SSAF bisa menjadi batu loncatan untuk memperluas jaringan dan memperdalam praktik artistik mereka.
"Pameran ini memberikan insight baru bagi saya, dengan melihat hasil karya dari teman-teman difabel, bagaimana mereka mengungkapkan ekspresi lewat sebuah lukisan di balik keterbatasan mereka," ujar Sabila, salah satu pengunjung Suluh Sumurup Art Fest 2025.
Tak hanya menjadi ruang ekspresi, SSAF menjadi wadah untuk kita belajar bersama. Selain menyuguhkan pameran seni rupa, SSAF juga menyelenggarakan agenda lain yang bertujuan untuk memperkuat interaksi antara pengunjung, peserta, dan para seniman lainnya. Di antaranya ada workshop seni, pertunjukan seni, diskusi artistik,gallery tour dan pemutaran film pendek.
Beberapa workshop yang digelar antara lain adalah Workshop Gallery Sitter, Workshop Bahasa Isyarat, Workshop Batik Printang Tepung, dan Workshop Literasi Sastra Disabilitas. Selain itu, juga ada bazar UMKM inklusi.
SSAF tidak hanya menjadi ruang representasi, tetapi juga dialog. Di mana para seniman difabel tidak dilihat hanya dari sudut pandang 'istimewa karena keterbatasan', tetapi juga istimewa karena kualitas dan kejujuran ekspresinya.
Karya-karya yang dipamerkan bebicara tentang banyak hal, seperti kerinduan, kemerdekaan tubuh, kenangan masa kecil, kasih sayang, hingga keheningan yang penuh makna. Dalam satu dusut ruangan, sebuah karya milik Zidan Yasin tampak ingin menyampaikan tentang kritik sosial pada dampak negatif media sosial terhadap kondisi mental dan intelektual seseorang.

Menarik lagi, SSAF 2025 dirancang inklusi sejak awal, menghadirkan akses bagi pengunjung tuli dan tuna netra dengan menghadirkan juru bahasa isyarat dan juru bisik.
Seni dan Harapan
'Suluh' berarti cahaya atau penerang, sedangkan 'Sumurup' berarti menyadari atau memahami. Dengan demikian, Suluh Sumurup Art Fest bisa diartikan sebagai festival yang memberikan penerangan atau pemahaman tentang potensi dan karya seni dari penyandang disabilitas.
Dari batas ke bebas, mereka tidak hanya menunjukkan bahwa mereka mampu, tetapi bahwa mereka memiliki sesuatu yang tak tergantikan untuk dibagikan.
