Mohon tunggu...
Alya Farah
Alya Farah Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga | 24107030087

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dari Batas ke Bebas: Karya Difabel Bersinar di Suluh Sumurup Art Fest 2025

24 Mei 2025   11:18 Diperbarui: 24 Mei 2025   11:18 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suluh Sumurup Art Fest 2025 (DokPri)

Mungkin bagi sebagian peserta, pameran ini mejadi pengalaman pertama mereka mengikuti pameran bertingkat nasional. Namun begitu, SSAF bisa menjadi batu loncatan untuk memperluas jaringan dan memperdalam praktik artistik mereka.

"Pameran ini memberikan insight baru bagi saya, dengan melihat hasil karya dari teman-teman difabel, bagaimana mereka mengungkapkan ekspresi lewat sebuah lukisan di balik keterbatasan mereka," ujar Sabila, salah satu pengunjung Suluh Sumurup Art Fest 2025.

Tak hanya menjadi ruang ekspresi, SSAF menjadi wadah untuk kita belajar bersama. Selain menyuguhkan pameran seni rupa, SSAF juga menyelenggarakan agenda lain yang bertujuan untuk memperkuat interaksi antara pengunjung, peserta, dan para seniman lainnya. Di antaranya ada workshop seni, pertunjukan seni, diskusi artistik,gallery tour dan pemutaran film pendek.

Beberapa workshop yang digelar antara lain adalah Workshop Gallery Sitter, Workshop Bahasa Isyarat, Workshop Batik Printang Tepung, dan Workshop Literasi Sastra Disabilitas. Selain itu, juga ada bazar UMKM inklusi.

SSAF tidak hanya menjadi ruang representasi, tetapi juga dialog. Di mana para seniman difabel tidak dilihat hanya dari sudut pandang 'istimewa karena keterbatasan', tetapi juga istimewa karena kualitas dan kejujuran ekspresinya.

Karya-karya yang dipamerkan bebicara tentang banyak hal, seperti kerinduan, kemerdekaan tubuh, kenangan masa kecil, kasih sayang, hingga keheningan yang penuh makna. Dalam satu dusut ruangan, sebuah karya milik Zidan Yasin tampak ingin menyampaikan tentang kritik sosial pada dampak negatif media sosial terhadap kondisi mental dan intelektual seseorang.

Lukisan Karya Zidan Yasin (DokPri)
Lukisan Karya Zidan Yasin (DokPri)

Menarik lagi, SSAF 2025 dirancang inklusi sejak awal, menghadirkan akses bagi pengunjung tuli dan tuna netra dengan menghadirkan juru bahasa isyarat dan juru bisik.

Seni dan Harapan

'Suluh' berarti cahaya atau penerang, sedangkan 'Sumurup' berarti menyadari atau memahami. Dengan demikian, Suluh Sumurup Art Fest bisa diartikan sebagai festival yang memberikan penerangan atau pemahaman tentang potensi dan karya seni dari penyandang disabilitas.

Dari batas ke bebas, mereka tidak hanya menunjukkan bahwa mereka mampu, tetapi bahwa mereka memiliki sesuatu yang tak tergantikan untuk dibagikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun