Para pecinta kuliner berkuah, khususnya soto, pernahkah kalian mendengar tentang soto dok? Soto khas Jombang yang sempat diisukan haram. Atau bahkan, kalian mungkin pernah mencobanya? Kira-kira apakah benar isu tersebut? Mari kita simak artikel berikut!
Soto dok khas Jombang ini pernah menggegerkan warga sekitar karena penyebutan 'dok' yang mungkin terdengar dalam bahasa Inggris seperti 'dog' yang berarti anjing. Karena alasan inilah warga sempat mengira bahwa soto ini terbuat dari daging anjing, padahal tidak.
Namun demikian, soto legendaris khas Jombang Jawa Timur ini justru menarik perhatian warga yang penasaran karena isu tersebut. Menggunakan daging apa isian soto ini? Dan lantas mengapa bisa disebut soto dok?
Asal Usul Nama 'Soto Dok'
Asal usul nama 'dok' pada soto dok adalah berasal dari suara 'dok!' yang dihasilkan dari benturan botol besar berisi kecap asin dan campuran rempah pada bantalan kayu di atas meja pada saat soto sedang disiapkan.
Keunikan inilah menjadi daya tarik tersendiri bagi soto ini. Tak jarang juga banyak pengunjung terkejut karena suara 'dok!' yang terdengar sangat keras. Suara 'dok' ini juga menjadi penanda bahwa soto sudah siap disajikan.
Isian Soto Dok
Hidangan berkuah yang gurih ini berisikan potongan daging sapi, tauge, dan daun bawang. Tidak ketinggalan racikan kecap yang dituangkan dari botol besar tadi yang selanjutnya akan dibenturkan ke meja dan mengeluarkan suara 'dok'. Bagian terakhir ini merupakan bagian terpenting yang membedakan soto dok dengan soto lainnya.
 Isu Haram yang Sempat Mengusik
Pada suatu waktu, muncul isu tak mengenakkan mengenai soto dok. Isu tersebut menyebutkan bahwa soto dok terbuat dari bahan yang tidak halal. Isu ini tentunya menggegerkan para warga sekitar dan pelanggan setia.
Namun ternyata ini adalah kesalah pahaman belaka, karena nama soto ini sendiri. Soto 'dok' terdengar seperti 'dog' dalam bahasa Inggris yang berarti anjing. Hal ini membuat warga berspekulasi bahwa soto ini terbuat dari daging anjing. Dan hal ini adalah jelas kesalah pahaman belaka. Soto ini seratus persen terbuat dari bahan yang halal karena menggunakan daging sapi sebagai isiannya.
Dibalik Isu, Tersimpan Cinta Akan Tradisi
Meski sempat diterpa isu, soto dok tetap menjadi hidangan yang diminati warga Jombang dan sekitarnya.
Bagi masyarakat Jombang, soto dok bukan sekedar hidangan, melainkan bagian dari tradisi dan identitas kota. Soto ini sudah ada sejak lama sebagai warisan turun menurun dan menjadi bagian dari sejarah.
Bukan Sekedar Makanan, Tapi Warisan Rasa
Lebih dari sekedar hidangan tradisional, soto dok menjadi bagian dari memori kolektif warga Jombang. Banyak yang tumbuh bersama suara 'dok' dan aroma khas soto ini di warung langganan yang menemani sarapan setiap paginya. Soto ini bukan hanya mengisi perut, namun juga mengisi ruang nostalgia tentang kampung halaman, keluarga, dan kehangatan sederhana yang tak terlupakan. Di setiap mangkuk soto dok, tersimpan cerita tentang bagaimana budaya lokal hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Soto Dok Tetap di Hati
Dengan cita rasa yang khas, kuah yang ringan dan segar, dan tentu saja suara 'dok' yang menjadi ciri khas soto ini, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pembelinya. Soto dok tetap hadir di tengah perkembangan zaman. Isu yang sempat mengganggu sudah dipatahkan dan soto dok tetap menjadi pilihan di hati para penikmatnya.
Soto dok tetap menjadi pilihan yang wajib dicoba  bagi para pecinta kuliner. Dengan cita rasa khas yang otentik, siapa pun harus coba merasakan hidangan khas Jombang ini. Soto ini menjadi sebuah pengalaman kuliner yang tak boleh terlewatkan.
Jika kamu berada di Jombang atau sedang berkunjung ke kota ini, jangan lewatkan untuk mencicipi soto dok, soto legendaris khas Jombang ini. Nikmati kehangatan dan kelezatan soto ini sembari merasakan pengalaman mendengar suara 'dok!' yang menjadi ciri khas soto ini. Soto dok menjadi simbol kuliner tradisional yang tak pudar oleh perkembangan zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI