Mohon tunggu...
ALVYNA ROHMATIKA
ALVYNA ROHMATIKA Mohon Tunggu... Penulis

Sebagai penulis, saya adalah kreator yang menggabungkan kepekaan artistik dengan kecerdasan kata untuk menghidupkan ide-ide menjadi kisah-kisah yang mendalam. Melalui kata-kata, saya membentuk dunia imajinatif yang mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan terhubung dengan berbagai emosi. Setiap tulisan saya mencerminkan dedikasi pada keindahan bahasa dan kekuatan narasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evolusi Pendekatan Pembelajaran: Dari Teks ke Proyek dalam Pendidikan Modern

14 April 2025   10:39 Diperbarui: 14 April 2025   10:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evolusi Pendekatan Pembelajaran: Dari Teks ke Proyek dalam Pendidikan Modern

Oleh: Alvyna Rohmatika

Pendidikan telah berevolusi secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan dari metode pengajaran tradisional yang berpusat pada guru menuju pendekatan yang lebih kolaboratif dan eksperiensial telah mengubah lanskap pendidikan. Kurikulum 2013 yang disahkan oleh Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan saat itu menjadi tonggak penting dalam evolusi ini, terutama dengan penempatan Bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan.

Pembelajaran berbasis teks menjadi salah satu fondasi dalam pendidikan dasar. Pendekatan ini menekankan bahwa teks adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap, memiliki situasi dan konteks. Melalui empat tahapan---membangun konteks, membentuk model, membangun teks bersama-sama, dan membangun teks secara mandiri---siswa mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus berpikir kritis.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, beberapa pendekatan pembelajaran mutakhir telah diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas belajar. Project Based Learning (PBL) menonjol sebagai metode yang menghasilkan proyek nyata pada akhir pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima teori tetapi juga menerapkannya dalam karya konkret, sehingga proses investigasi dan penemuan ilmu menjadi pengalaman yang bermakna.

Pendekatan saintifik pun menawarkan dimensi baru dengan tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan filsafat konstruktivisme, pendekatan ini menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi dari pelajar sendiri.

Content Language Age Integrated Learning (CLIL) menambah keragaman dengan menekankan empat prinsip utama: konten, kognisi, komunikasi, dan kultur. Pendekatan ini sangat relevan dalam era globalisasi di mana kompetensi berbahasa dan pemahaman lintas budaya menjadi semakin penting.

Pendekatan kontekstual, kooperatif, berbasis masalah, discovery, dan komunikatif melengkapi spektrum metodologi pengajaran modern. Masing-masing memiliki keunikan namun berbagi tujuan yang sama: memfasilitasi pengalaman belajar yang lebih efektif, autentik, dan bermakna.

Transisi dari pengajaran konvensional ke pendekatan-pendekatan ini mencerminkan paradigma baru dalam pendidikan---di mana siswa bukan lagi penerima pasif informasi tetapi peserta aktif dalam konstruksi pengetahuan mereka. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah yang esensial untuk kesuksesan di abad ke-21.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun