Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Undangan untuk Para Blogger dan Kompasianer Pengguna Commuterline

2 September 2015   14:52 Diperbarui: 2 September 2015   15:24 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih percaya jika ide kerap datang sembarangan. Ia tak pernah berbisik untuk memberitahu pada kita dulu jika akan datang. Karenanya, banyak ide yang jadi terlupa. Habis terpikir di dalam kepala, jika tak dicatat, pasti akan lewat begitu saja.

Itu hampir terjadi pada saya, sekitar beberapa bulan silam….

Saat itu, suasana dingin lantai enam di Kompasiana News Room membekap saya. Moderasi rutin artikel per artikel yang masuk di Kompasiana malah membuat kelopak mata saya perlahan menurun. Duh, saya ngantuk.

Sedang syahdu-syahdunya merasakan kantuk, tiba-tiba sebuah ide lewat di kepala saya. Begini bunyi idenya: “seru kali ya buat komunitas kompasianer yang kesehariannya menggunakan commuterline.” Sontak saja saya berdiri dari kursi yang saya duduki. Orang pertama yang saya tembung untuk bicarakan perihal ide itu adalah Resa, Sekretaris tulennya Kompasiana.

Resa dengan gaya lugu-lugu lucunya itu mendukung saja ide yang saya utarakan kepadanya. Dengan cepat, ide itu saya sebarkan ke admin-admin Kompasiana yang sebagian besar ternyata pengguna Commuterline juga. Sembari diselingi gurauan, kami bahkan telah menentukan siapa mendapat tugas apa. Resa kami daulat sebagai koordinator komunitasnya. Koordinator komunitas ini kami sematkan nama khusus, yakni masinis. Jadilah Resa ibu masinis. Harry, yang juga penyair gombal itu menawarkan diri jadi kepala divisi Humas. Saya malah ditawari job description sebagai kondektur. Mirip-mirip dengan tugas kondektur pada umumnya, yakni mengajak orang untuk naik angkutan umumnya, tugas saya pada komunitas ini adalah meworo-woro kompasianer pengguna commuterline untuk ikut serta.

Masalah pencarian nama dari suatu perkumpulan terkadang jadi hal yang mengelikan. Kami mencari singkatan nama-nama yang enak terdengar orang dan tidak maksa. Dan itu susah juga ternyata. Sampai akhirnya kami bersepakat memberi nama komunitas kami adalah KOPER, singkatan dari Kompasianer Pengguna Commuter. Lumayanlah, ya….

Waktu banyak berlalu. Kami tenggelam dengan tugas kami yang tak banyak-banyak amat sebenarnya. Termasuk gurauan kami yang serius tentang pendirian komunitas KOPER itu. Tidak lupa sebenernya. Hanya begitu sulit rasanya menceritakan perihal komunitas ini dalam bentuk tulisan.

Sampai akhirnya pemasangan pariwara bertajuk Kompasiana di gerbong-gerbong Commuterline itu akhirnya rampung juga setelah ditunggu sekian lama, saya bersama kawan-kawan belum juga “melaunching” komunitas ini ke hadapan kompasinaer. Padahal, momentum pemasangan pariwara Kompasiana di gerbong-gerbong kereta itu sebenarnya waktu yang tepat juga untuk pengumuman komunitas ini.

Sampai akhirnya yang membuat kami bersemangat adalah inisiatif Kompasianer Muthiah Al-Hasany membuat fanpage K.P.C.L. (Kompasianer Pengguna Commuterline) di media sosial Facebook. Ternyata kompasianer pun keinginan yang sama terkait inisiasi pembentukan komunitas ini. Meski ada beberapa hal yang harus dibicarakan terkait pemilihan nama, kepengurusan, dan fokus pergerakan komunitas. Tapi, pasti tak butuh waktu banyak untuk merembug ketiga hal itu. Baiklah, tak usah pikir panjang lagi. Mari kita mulai!

Tak Melulu Pengguna Jasa Commuterline  

Pada cetak biru permulaan, kami membayangan komunitas ini menampung para blogger/penulis yang kerap menggunakan jasa commuterline Jabodetabek. Dengan adanya komunitas ini, interaksi berupa tulisan sampai kopi darat yang membahas perihal layanan Commuterline, info jadwal, gangguan, kritik dan saran, serta cerita-cerita unik, lucu, dan mengenaskan yang selalu jadi bumbu aktivitas menaiki kereta, dapat terjadi secara interaktif dan tersimpan dengan baik di komunitas ini.

Namun, kami tak menutup adanya perubahan juga perkembangan. Kami pun membayangkan ke depan, jika komunitas ini pun bisa jadi tempat interaksi yang baik bagi para para commuter, yang dalam bahasa Indonesianya disebut penglaju, yakni orang yang melakukan aktivitas pulang dan pergi secara rutin melintasi antarkota tertentu.

Komunitas kompasianer pengguna Commuterline ini juga diharap bisa menjadi watchdoc bagi penyedia jasa Commuterline, dalam hal ini P.T. KAI. Dalam menjalankan tugas-tugasnya. Harus diakui, P.T KAI telah mereformasi manajemen sistem kereta api besar-besaran. Tak hanya kereta jarak jauh saja yang pelayanannya prima, Tingkat kenyamanan serta keamanan Commuterline Jabodetabek pun berubah signifikan menjadi lebih baik. Meski begitu, bukan berarti P.T KAI lepas dari pengawasan. Justru dengan hadirnya gerakan kolektif masyarakat berwujud komunitas yang menaruh minat dan kepedulian kepada keberadaan Commuterline Jabodetabek adalah dapat ditandai sebagai sebuah sinergi antarpihak demi mewujudkan pelayanan P.T. KAI yang diharap semakin prima dari waktu ke waktu.

Jadi, seirama dengan bunyi judulnya, artikel ini adalah pemberitahuan sekaligus undangan kepada para blogger, penumpang Commuterline yang hobi nulis, wabil khusus kompasianer pengguna commuterline untuk ikut kolaborasi ramaikan komunitas ini. Bagi anda yang belum punya akun di kompasiana, silahkan klik di SINI ya!

Tulisan terkait:

Selamat Datang Komunitas-komunitas Baru Kompasiana!

Lomba [Photo Competition] Naik KRL Bareng Kompasiana

Gejala Sosial Perempuan di Commuterline

 

*) Keterangan Gambar: Foto Commuterline diambil dari dokumentasi Josephus Primus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun