Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Puasa Bentuk Perlawanan terhadap Penguasa

2 April 2022   13:03 Diperbarui: 4 April 2022   13:57 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa sebagai bentuk perlawanan terhadap penguasa

Beda penentuan awal puasa sangat terbuka ketika pemerintah dengan sidang isbat yang live di tv nasional seakan pengumuman kemenag itu dianggap angin lalu.

Namun Sebagian besar ormas keagamaan malah sudah maju termasuk Muhammadiyah yang terbesar di negeri ini sudah tentukan jumat malam sebagai hari awal puasa.

Sementara di kalangan NU manut dengan pemerintah karena benar hilal di 101 titik tidak tampak walau dilihat dengan mata maupun teknologi.

Metode Rukyat dan hilal bukan suatu yang membuat semua ini berbeda tetapi syarat dan penafsiran ormas dan pemerintah bisa jadi beda karena butuh ketelitian dengan kedua metode ini.

Semoga perbedaan ini menjadi hikmah untuk umat islam di negeri ini di tengah sulitnya umat untuk meraih mimpi kesejahteraan ekonomi minyak goreng mahal, sembako mahal dan naiknya harga BBM.

Sungguh puasa ini adalah sebagai tolok ukur dari ajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW yang ajarkan bahwa puasa ini sepenuhnya untuk Allah Swt dan inilah yang harus kita ambil hikmahnya

Puasa sebagai bentuk perlawanan

Puasa bisa jadi adalah tolok ukur kita atas nafsu kita yang hanya kita untuk bisa mengendalikannya.

Karena sekali lagi kahanan, situasi kekinian menghendaki, lihatlah inilah ramadhan yang bebas dari rasa takut kita atas pandemi corona, ramadhan ini juga yang sekarang bisa bebaskan kita dari rasa ini walau tantangan ekonomi global karena aneksasi Rusia terhadap Ukraina juga berpengaruh terhadap dapur kita.

Saya yakin coba ubahlah niat kita untuk memandirikan umat karena himpitan ekonomi global dan rakusnya pengusaha yang berselingkuh dengan penguasa hasilkan minyak goreng yang mahal, gas rumah tangga yang mahal, sembako yang mulai naik harganya dan BBM yang mulai mencekik rakyat 

Saya tahu tujuan yang ada di balik kebijakan menteri keuangan ini tujuannya baik mengurangi subsidi terhadap produk-produk tersebut tetapi beban rakyatlah yang akhirnya menerimanya.

Termasuk kebijakan loss di BPJS yang hilangkan kelas di rumah sakit dan memandirikan rakyat dengan urunan kesehatan ini.

Sedemikian kosongkah kantong pemerintah saat ini sehingga BBM pun dinaikan dan sepahit apakah pemerintah untuk mencicil hutang luar negerinya?

Haruskah umat islam akhirnya menerima pahitnya kebijakan ini dan bentuk puasa ini sebagai salah satu perlawanan terhadap penguasa saat ini adalah wajib hukumnya.

Karena  sebenarnya yang sangat berpengaruh dalam kebijakan ekonomi saat ini mengapa saya berani ungkap karena hampir semua orang yang terlibat hilangnya subsidi dan mahalnya minyak goreng dan kebijakan lain terpengaruh dari sebuah kampus ternama ini bukan rahasia umum lagi!

Kita bisa belajar dari puasa ramadhan tahun ini yang sungguh nyata bahwa di tengah keprihatinan ekonomi kiranya kita bisa ambil hikmah bahwa nafsu konsumsi kita bisa kita rem dan tumbuhkan nilai agamis adalah nyata adanya.

Janganlah perbedaan membuat kita tidak khusyuk dalam beribadah di bulan ramadhan ini dan jadikan ramadhan ini kita ambil hikmahnya beda tetap beda tetapi kita tetap satu Islam dalam bingkai NKRI ini.

*Sayyidj

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun