Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Pantai (15) Sepi

5 Juni 2021   21:02 Diperbarui: 5 Juni 2021   21:12 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak pantai (15) sepi

"Pandemi bukan alasan 

sepikan hatimu, 

sepikan usahamu, 

sepikan silahturahmu..

tetap semangat"

Malam minggu yang sepi hanya sesekali terdengar tawa di angkringan seberang jalan menuju perkampungan nelayan kami dulu banyak cafe-cafe betebaran sebelum pandemi corona ini satu persatu gulung tikar.

Hanya warung angkringan lik Dalijo yang masih buka ramai karena wedang jahenya yang khas di panggang pakai bara. 

Kata bapak lik Dalijo duru mburuh pada juragan yang punya kapal dan kapok sewaktu kapalnya karam karena mesin mati dan itulah mengapa berubah haluan menjadi buka cafe ceret tiga alias angkringan.

 Bukan masalah nongkrong bapak menyuruhku beli wedang jahe dan sedikit gorengan serta sate telur burung kesukaan adik.

 Ketika aku masuk angkringan itu derai tawa mendadak sepi dan hanya ada satu celetukan padaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun