Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehidupan yang Puitis (6) "Urip Normal Anyar" Itu Bagaimana?

21 Mei 2020   09:11 Diperbarui: 21 Mei 2020   09:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan yang puitis (6) : "urip normal anyar " itu bagaimana?

Alsayyid jumianto

Ketika musibah datang, bencana, wabah dan semua berucap dan berdoa semoga lekas berlalu semua tunduk padaNya. Tafakur dan berserah diri mohon maaf atas segala dosa. Itulah kita ketika aparat menyuruh kita taat aturan atas pandemi corona yang ada semua patuh tetapi sebagian juga tidak nurut itulah kita juga sehingga untuk memutus mata rantai ini sedemikian sulitnya atas wabah. 

Urip normal anyar yang bagaimana itulah yang harus kita hadapi untuk kenyataan hidup kedepanya setelah wabah ini reda atau setelah puncak gunung es  wabah ini dengan protokol kesehatan yang ada atau seadanya. " bagaimana mau hidup normal kalau penghasilan turun dratis begini?" Kata pedagang kenalanku saat aku beli ditokinya, " mau hidup normal bagaimana kalau siswa kami kelak orang tuanya tidak mau anaknya ke sekolah karena dekat sekolahan dulu ada yang positif corona" keluh teman sesama guruku.

Motifasi diri  itulah yang harus kita lakukan untuk tumbuhkan semangat yang dalam diri kita sosong "urip normal anyar " menurut kita sendiri-sendiri. Ketskutan-ketakutan irasionallah yang sebenarnya dan tensi  tinggi kewaspadaan tinggi yang sebabkan perubahan dalam pola tindak dan pola pikir kita setelah " dikandangkan" karantina" penyekatan"PSBB itulah yang buat kita tidak merasa bebas walau realitas virus masih ancaman,juga belum ada obatnya serta juga belum ada vaksinnya. Pertanyaan urip normal anyar  bagaimana yang nanti kita terapkan ada ditangan kita sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun