Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

1445 H (5) Tentang Hujan dan Urip Iku Urup

15 Maret 2024   05:58 Diperbarui: 15 Maret 2024   11:05 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikustrasi Supartono JW


Bila setiap orang menerapkan prinsip "Urip iku Urup" dalam kehidupannya, maka dunia akan dipenuhi oleh kebaikan dan kasih sayang tanpa batas. Sebab hidup tidak sendiri, hidup bukan untuk diri sendiri. Dan, kita selalu ingat, bahwa hujan adalah rahmat Allah untuk mengingatkan manusia agar selalu bertaqwa kepadaNya. Aamiin.(Supartono JW.15032024)

Pagi ini, Jumat (15/3/2024) seperti hari-hari sebelumnya di Ramadan fase Rahmat 1445 Hijriah, hujan mengiringi santap saur. Sejuk. Nyaman.

Tetapi, melalui pemberitaan televisi, di beberapa wilayah di Indonesia, hadirnya hujan malah mengakibatkan musibah di antaranya banjir dan tanah longsor, hingga menelan korban jiwa.

Selain curah hujan yang tinggi, adanya penurunan tanah di beberapa wilayah Indonesia. Juga adanya tindakan manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam, maka banjir akan selalu hadir dan menghampiri pemukiman manusia.

Sementara, bencana tanah longsor, pada umumnya terjadi di daerah perbukitan sehingga banyak menimpa masyarakat di daerah kaki bukit serta menghancurkan prasarana transportasi darat seperti jalan, jembatan dan rel kereta api.

Seperti banjir yang pemicunya bukan hanya curah hujan yang tinggi, tanah longsor terjadi karena adanya peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor.

Selain itu, peningkatan beban air yang melampaui daya dukung tanah, hingga memiliki kekuatan menggeser tanah. Dan, yang parah adalah adanya pemotongan kaki lereng secara sembarangan, mengakibatkan lereng kehilangan daya penyangga.

Namun begitu, sejatinya,
hujan merupakan rahmat Allah yang patut untuk disyukuri. Di dalam rahmat tersebut, Allah selipkan sebagian rezeki bagi setiap makhluk-Nya.

Hujan untuk mengingatkan

Ilmu sains menjabarkan mengenai bagaimana cara hujan mendatangkan rezeki yang dimaksud Alquran. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al A'raf ayat 57:

"Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat."

Sesuai ayat tersebut, kehadiran hujan adalah sebagai tanda kabar gembira, yaitu rahmat dari Allah untuk negeri yang tandus, hingga berbagai buah-buahan tumbuh. Pada akhir ayat disebut, seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun