Waktu tak kembali
:Al-Sayyid Jumianto
Senyum itu semakin membuat terasa teriris sembilu hatinya, tangan itu pernah digenggamnya erat seakan tidak pernah dilupakan.
Canda itu pernah terlalu di masukkan hatinya sehingga amarah dan senyum hambar tetap diterimanya walau kelu dirasanya.
"Aku tak ingin mas sedih" harapnya padaku
"ini tentang rasa hati" jawabku sedikit sendu
"jangan pernah menangis" pintamu padamu
"aku tidak akan menangisimu" jawabku lagi.
"jangan bohongi aku masih ada yang cantik dari pada aku" lirih masuk rasaku yang dalam.
Kembali lagi dilihatnya semua yang pernah ada di hatinya ini, foto, rekaman video, arsip dilini massa, media online dan blog seakan kembali nyata.
"semua akan menjadi nyata aku akan pergi karena itu harus" pintanya padaku.
Waktu memang jujur tidak bisa aku dan kamu membeku dalam kebohongan apalagi kemunafikan dalam diri kita.
"kita akan menghamblur sebagai partikel zaman sampai jejak badan kita hancur tertelan waktu" gumanmu membuat aku terhenyak.
"perjalanan waktu kita kembali sendiri-sendiri walau kita saling mencintai" jawabku.
Pamit untuk tidak menulis dan berhenti dari medsos dan lini massa membuatku seakan tahu bahwa semua yang diawali juga akan diakhiri kelak.
Ruang ICU itu seakan menjadi ruang pemutus waktu antara aku dan dirimu, semua hampa seakan waktu kembali  ke angka nol.
Senyum tawa dan tulisanmu dan candamu tinggal semu, arsip hidupmu seakan nyata tentang kepergianmu yang tidak akan kembali lagi.
#alsayyidja792017