[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]Ini Cerita yang kemarin
Ini Cerita yang kemarin
Kampus ini penuh cerita suka, pilu dan sendu, kadang sedih, karena aku sendiri hanya sebagai lakon yang di wayangkan oleh sang maha dalang kehidupan, ya wayangNya, menglair bagai air dan hujan yang selalu silih berganti membuatku selalu hadir dalam suka duka yang dalam.
Kadang aku lupakan sejenak benar SMA tidak bisa disamakan dengan masa kuliah aku di sini ada banya kejutan yang beda dengan waktu sekolah di Kulon Progo, apapun hanya batas rindu seakan tipis karena kami bisa facebookan dengan teman-teman grup kala masih ABG.
Banyak kejutan kecil ada sebagian teman yang sudah menikah dan ada yang keluar Jawa dan ada pula yang malahankeluar negeri Malaysia dan Arab sebagi TKI dan TKW, merubah nasib begitulah sebagian teman-teman berkata dan berbicara dengan mereka walau dengan medsos yang aku punya.
Bukan aku mengecilkan rasa dan membuat kami kecil dimataNya entah inilah wujud syukur kami yang tiada tara lagi betapa harapan ini membuncah seiring keberhasialan teman yang bisa.
Kampus inilah yang membuatku berjumpa dengan kekasih hatiku yang tidak bisa aku lupakan dalam hidup ini, entah kebetulan atau garis Tuhan hanya aku bersyukur pernah kenal dengannya tetapi waktulah yang membuat kami menjadi seperti ini dibalutnya rindu dan dendam kami dengan penuh curiga dan cemburu serta ketidak kepastian dalam hidup ini walau kadang aku jadi mengerti setiap ujianNya adalah kenyataan untuk mendewasakan pola pikir dan tindak kita dalam kehidupan nyata ini, jangan mengeluh Biru itulah prinsipku dalam setiap detik langkah dan nafas yang kuhirup dan apakah kamu tahu aku selalu tegar dalam cobaan ini walau kadang akupun pernah jatuh dan dalam sekali sehingga seakan tidak bisa bangkit lagi
Bagai angin yang pernah berlalu nafas ini akan menjadikan detak hidup ini menjadi kenyataan yang tidak bisa di pungkiri tidak bisa di tolak lagi bahwa takdir ini menjadi nyata kelak dikemudian hari hanya waktu yang membuatku sadar betapa cinta adalah kenyataan penuh cobaan dan pengorbanan yang berat atas nama cinta ini.
Kampus yang penuh keceriaan yang tidak aku bisa bayangkan lebih dari waktu SMA dulu dan aku hampir lupa bahwa Jogja semaju ini dalam hal pendidikan dan pengajaran apalagi sekolah guru adalah kenyataan yang tidak bisa ditolak sekolahnya para pendidik dan para pemuka ilmu pengetahuan.
Penggodokan dan disiplin dari mulai sejak mendaftarkan diri sebagai calon guru yang waktu penerimaan mahasiswa baru yang membuat kesan semakin dalam dan masuk dalam relung hati kami yang dalam ini.
Suasana ceria penerimaan mahasiswa baru yang bersamaan dengan dies natalis di kampus itu membuat keceriaan bertambah banyak ada rasa yang entah tidak bisa kau bayangkan, kebanggaan tentang hari yang tulus untuki menjadi mahasiswa!
“mengapa anda mau menjadi guru?” bentak kakak kelas yang menjadi panitia ospek kala itu
“menjadi pendidik”
“non sen semua kembali ke harga diri dan hati kita, professional guest, cari uang!”
“ya kami benar supaya dapat kerja yang layak”
“hai kamu bohong kalian menjadi guru karena bayaran dan iming-iming jadi PNS, betul atau betul?” garang kakak panitia ini yang baru ku tahu bahwa dialah yang menjadi ketua senat di kampus kami ini , namanya juga tegas Ponidi!
“kalian harus sedemikian hebat dan harus kami camkan, buatlah bangga kedua orang tua kalian bukan kuliah dan pulang tanpa membantu kedua orangtua kalian”
“tahu kak” kami spontan menjawabnya dan kami tahu orasi yang hebat, sampai kami tahu mas Ponidi sekarang menjadi guru di Purworejo dan denger-denger dapat orang sana dan pernah mencalonkan anggota DPR walau tidak jadi tetap dia istiqomah menjadi guru, hebat dia menjadi ketua senat waktu itu bisa mengobarkan semangat pantang menyerah kami.
Gengsi dan itulah yang aku tahu semua anggota senant di kampus ini sok lagaknya dan selalu menang sendiri bahkan menantang kami
“bila kalian tidak suka atas omongan kami terserah mau ngeyel atau menantang debat kami persilahkan” kata seorang anggota senat yang aku tahu adalah kakak tingkat kami, sombong batinku, waktu itu dan kini masih aku ingat selalu.
BERSAMBUNG...
BUKU BIRU
AL MURU'AH SAYYIDA JUMI ANTO
NO.62
JUMLAH KATA : 629
-NOVELBUKUBIRUALSAYIDJA-