Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mlengos.. (Cuek)

5 November 2015   19:37 Diperbarui: 5 November 2015   19:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Syahdan di negeri Doyong mangidul,...Nopember 2015

Dimimbar, sosok Presiden Petruk yang disegani, nampak berpidato dengan gaya khasnya membela wong cilik dan gaya masuknya kedusun terpencil dan daerah miskin satu tujuannya untuk didengar omongannya dan ini juga untuk mendengar suara"rakyat kecil" bukan wong cilik..tetapi rakyat yang betul-betul kecil.

"apa yang anda perlukan akan saya penuhi, "janjinya kemarin dan kemarin

"apa yang membuat ekonomi macet akan saya buat lancar, "katanya

"apa yang membuat politik macet saya akan dorong dan mendengar" dan

"apa yang membuat pendidikan gamang akan saya buatkan solusinya"


"apa yang membuat ekonomi & kelautan  mandeg, saya kan membuatkan kebijakannya" kantanya ngemong

 

didepan rakyatnya yang banyak di elukan kedatangannya tetapi satuu yang membuatnya masgul rakyat yang didepanya berbalik punggung...dan

"rakyat tidak mau menghadapi maupun menanggapinya, pada mlengos, cuek..." 

Hati sang presiden tidak enak maka di carinya ajudannya

"mas gareng ada ini?" tanya sang presiden petruk

"pidato mas presiden bagus dan merakyat lho.." jujur sang ajudan "menyanjungnya setinggi langit"

'tetang itu , mereka kok diam?" tanya sang presiden

"tentang program dan paket kebijakan ?'biasa mereka diam, tetapi menghayati " imbuh sang ajudan

"mereka kok pada cuek?, mlengos pada ku dan membelakangiku waktu pidato tadi" heran sang presiden

"mereka tidak mau langsung kena matahari pak" bohong sang ajudan menutupi kejadian yang sebenarnya

" tentang matahari yang panas ? 'pagi hari kan sehat ?" heran sang presiden lagi

"mereka takut PP...tiba-tiba sang ajudan memberitahukan

"takut PP *  hahahah... sang presiden tertawa

"kok tertawa pak" ajudan heran 

" makanya tadi pertemuanya di buat di ruang tertutup, sinar matahari kok di takutkan.." seloroh sang presiden

'bukan pak, PP  terserah bapak lah..." ajudan juga bingung

ajudan orang biasa pernah mengarungi lebih dari satu presiden, nampaknya ada satu PP yang membuat ciut nyali rakyat, seperti waktu presiden era Ordul yang dipimpin oleh pak sugih bondo, makmur neng rakyatnya tidak bisa bicara bebas"takut diciduk"

opo iki kahanane arep koyo ngono?

semoga ora koyo ngono

PP sing apik yo nglindungi HAM lan meberitahu yen  ora pener yen ono wong mitenah di medsos karo sopo wae yo ora bener neng nek nggo membungkam kawan atau pun lawan yo ora biso iki perlu kajian .

PP maksude apik yo melindungi privaci dan lembaga, individu saka fitnah dan membuat resah yo benar

neng pelaksanane, yo sing fair ....

ojo medenii 

opo  apa lagi membuat para "kritisser" seakan menjadi salah tingkah nantinya ...

 

PP* (pepe=menghangatkan diri pagi hari di sinar matahari yang penuh vitamin D)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun