Mohon tunggu...
alra salsabilla
alra salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I can be anything I dream of

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nilai Memang Bukan Segalanya, namun Segalanya Membutuhkan Nilai

7 Januari 2022   20:57 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:43 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Nilai memang bukan segalanya, namun segalanya mempunyai nilai.

Tulisan ini ditulis karena saya resah dengan beberapa hal yang dikerjakan orang lain dan justru berimbas kurang baik bagi saya. Seminggu yang lalu, tepat saat saya mengambil hasil ujian akhir semester. Saya sedikit percaya diri karena meskipun saya sibuk di organisasi, nilai saya tentu saja lengkap bahkan cukup bagus. Mungkin kurang di beberapa ulangan harian, tapi itu tetap bisa terorganisir dengan baik.

Awalnya saya biasa saja ketika tahu peringkat saya menurun. Saya memang sedikit tidak peduli mengenai peringkat, karena pesaingan di kelas saya sendiri cukup sengit karena saya berada di antara orang orang yang memiliki ambisi besar. Maklum lah kelas dengan angka pertama pasti diisi orang orang dengan ambisi tinggi:)

Namun ketika saya membuka hasil dari UAS tersebut, saya terkejut mendapati salah satu nilai ujian akhir semester atau UAS saya dibawah rata-rata. Banyak hal yang langsung terlintas dalam benak saya, "Kenapa bisa nilai saya dibawah rata-rata, padahal yang saya tahu nilai UAS adalah nilai rekapan semua nilai saya di satu semester ini?" "Kenapa guru bidang studi ini tidak memberi tahu saya jika saya harus memperbaiki nilai tersebut?" "Kemana semua nilai yang saya kumpulkan itu pergi?"

Saya merasa tidak terima dan langsung menemui guru yang memang mengurus perihal pelajaran dan kurikulum. Hasilnya, beliau cukup membantu menenangkan saya karena akan ada perbaikan nilai di kelas 12 nanti. Namun, saya bersikukuh untuk memperbaiki nilai saya di kelas 11 ini.

Setelah menemui guru lain perihal perbaikan nilai tersebut, saya menemui guru bidang studi yang membuat kepala saya dipenuhi banyak pertanyaan itu. Beliau menjelaskan panjang lebar terkait mengapa hal tersebut bisa terjadi. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata beliau hanya mengambil nilai ulangan harian saya tanpa di akumulasikan dengan nilai lain. Itulah masalahnya, saya mengakui saya tidak cukup baik saat ulangan hari itu.

Namun ada satu hal yang membuat hati saya mencelos ketika mendengarnya, beliau mengatakan "Mungkin nilai kamu itu tertukar dengan teman kamu. Tapi tenang aja, nanti di kelas 12 ada perbaikan nilai kok. Kamu nggak usah khawatir banget."

Beliau tidak tahu, perkara nilai saya yang tertukar ini membuat saya hampir menangis atau bahkan sudah menangis karena banyak hal telah dipertaruhkan. Kesalahan kecil atau bahkan sepele ini membuat saya cukup merasa sesak karena hal yang terjadi di balik itu.

Hal-hal seperti inilah yang membuat saya pada akhirnya menjadi orang yang selalu ingin tampil sempurna atau ingin segala sesuatunya nampak sempurna. Bahkan tanpa sadar mendorong saya perlahan ke sifat individualisme. Saya tahu itu salah. Namun, saya tidak ingin ada orang yang mempunyai sifat individualisme karena apa yang saya lakukan.

Mungkin saya telihat sangat ambisius dan emosional ketika kalian membaca tulisan ini. Namun, yang membuat saya seperti itu adalah karena apa yang dipertaruhkan di belakang itu semua. Dampak untuk saya yang begitu besar dan tidak semua orang tahu dan paham lah yang sangat saya sesali.

Nilai memang tidak memiliki arti suatu saat nanti. Namun saya mencoba untuk realistis bahwa pada kenyataannya semua diukur melalui nilai. Tidak peduli seberapa banyak orang mengatakan nilai itu tidak berarti. Kenyataan tetap kenyataan, semua manusia tetap mengejar nilai dan terpaku pada nilai. Mencoba mempercayai perkataan orang orang bijak tentang seberapa tidak pentingnya nilai itu terkadang cukup membuat beberapa orang tersadar, namun menyadari bahwa dunia ini dipenuhi tipu muslihat perihal hal hal bijak juga sama pentingnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun