Mohon tunggu...
Aloysius Alvin Arrungan
Aloysius Alvin Arrungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang mempunyai kepribadian ceria dan percaya diri, hobi saya sendiri berolahraga dan menonton film. Menyukai konten hiburan dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Sosial Sebagai Solusi Untuk Terbebas Dari Diskriminasi Di Indonesia

29 Oktober 2022   17:51 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:01 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Aloysius Alvin Arrungan

6132201068


Pendahuluan:

          Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai keberagaman masyarakat yang sangat banyak, mulai dari keberagaman suku, ras, agama, dan antar golongan. Indonesia sendiri memiliki 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu yang tersebar di berbagai provinsi Indonesia. Selain agama, Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai mempunyai identitas atau ciri khas tersendiri yang menjadi salah satu keunikan dari Indonesia, oleh sebab itu salah satu keunggulan dari negara Indonesia adalah keberagaman identitas yang ada. Identitas sendiri berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Tetapi dikarenakan perbedaan tersebut terdapat beberapa pihak atau kelompok yang menganggap bahwa identitas mereka lebih unggul dibanding identitas lainnya, sehingga mereka melakukan berbagai tindakan dengan tujuan menjatuhkan kelompok lain dengan identitas berbeda dengan anggapan bahwa kelompok lain tidak sederajat dengan mereka. Tindakan-tindakan menjatuhkan kelompok lain tersebut yang disebut dengan diskriminasi.

          Diskriminasi sendiri telah ada sejak lama sebagai contoh saat masa penjajahan terjadi diskriminasi yang dialami oleh rakyat Indonesia yang dilakukan oleh pihak penjajah, dan tindakan diskriminasi tersebut masih ada terus sampai sekarang. Tindakan diskriminasi di Indonesia sudah tidak dilakukan lagi oleh bangsa asing kepada Indonesia, namun dilakukan oleh sesama rakyat Indonesia kepada rakyat Indonesia lainnya dengan identitas yang berbeda sebagai contoh saat ini dirumah sakit pelayanan yang diberikan kepada orang miskin berbeda dengan orang kaya dimana orang yang mempunyai uang banyak akan diperlakukan dengan lebih baik. Saat ini kita berada pada era dimana teknologi telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan salah satunya adalah dalam penyampaian informasi, media sosial merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Media sosial sendiri merupakan sebuah media yang digunakan untuk menyebarkan informasi dan menerima informasi baik melalui pesan teks, video, atau gambar. Media sosial dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sesuai dengan tujuan masing-masing, oleh sebab itu penggunaan media sosial sendiri dapat digunakan untuk mencegah atau menghilangkan diskriminasi yang terjadi dikarenakan media sosial merupakan salah satu tempat untuk mengekspresikan isi pikiran.

          Walaupun media sosial dapat digunakan untuk menghilangkan diskriminasi, namun dapat digunakan juga untuk mengekspresikan kebencian seseorang atau kelompok terhadap kelompok lain yang mengarah kepada tindakan diskriminasi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya tindakan provokasi dari pengguna media sosial yang membuat orang lain melakukan tindakan diskriminatif, misalnya terjadi tindakan diskriminasi pada wanita yang dilakukan di media sosial dimana terdapat video asusila yang tersebar dan yang disalahkan pasti pihak wanita sedangkan pihak pria tidak disalahkan, padahal seharusnya yang disalahkan kedua pihak yang terlibat. Tindakan-tindakan tersebut merupakan contoh dari berbagai tindakan diskriminasi lewat media sosial. Untuk mencegah hal tersebut maka kita dapat mengubah media sosial sebagai media yang terbebas dari tindak diskriminasi.

Analisis:

          Media sosial merupakan salah satu tempat yang efektif untuk menghilangkan diskriminasi yang terjadi di Indonesia, dikarenakan saat ini banyak masyarakat Indonesia telah menggunakan media sosial. Menurut We Are Sosial, pada Januari 2022 masyarakat yang menggunakan sosial media di Indonesia mencapai 191 juta orang dan pada tahun sebelumnya mencapai 170 juta orang, penggunaan media sosial dari tahun 2021 ke tahun 2022 meningkat sebanyak 12,35% dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu dikarenakan kebutuhan sosial yang memerlukan adanya media sosial. Dengan jumlah pengguna media sosial yang sangat banyak tersebut serta media sosial dapat diakses kapan saja dan dimana saja selama ada jaringan internet yang tersedia, maka dapat dilakukan tindakan seperti membagikan informasi yang bersifat edukatif berkaitan dengan mencegah atau menghilangkan diskriminasi. Informasi yang dapat diberikan dapat berbagai macam bentuknya misalnya melalui video yang berisikan wawancara korban diskriminasi yang akan menggerakan hati penonton, menunjukan gambar atau video yang menunjukan adanya toleransi antar golongan berbeda, dan masih banyak lagi informasi yang dapat diberikan dengan tujuan bebas dari diskriminasi. Salah satu faktor yang menjadi pendorong semangat seseorang memberikan informasi selain dengan tujuan menghilangkan diskriminasi adalah faktor penonton yang banyak, saat ini penonton media sosial lebih menyukai konten berkaitan dengan membantu orang yang susah dibanding dengan konten berbau negatif seperti kekerasan dikarenakan warga Indonesia telah sadar bahwa membantu sesama akan membawa dampak positif kepada mereka salah satunya adalah dari faktor agama dimana mereka akan mendapat pahala atau berkat apabila berbuat baik kepada sesama dan juga mereka dapat terhindar dari hujatan apabila membuat konten yang berdampak positif kepada sesama. Oleh sebab itu dikarenakan banyaknya pengguna media sosial di Indonesia serta media sosial yang easy access maka diskriminasi dapat dihilangkan melalui penyebaran informasi yang positif.

          Media sosial dapat juga digunakan untuk membantu sesama secara langsung. Sebagai contoh dalam kasus di Amerika kematian tragis George Floyd seorang warga keturunan Afrika Amerika yang mengalami diskriminasi dan akhirnya meninggal di tangan seorang polisi, akibat kasus tersebut yang videonya tersebar di media sosial membawa dampak yang sangat besar hingga muncul gerakan Black Lives Matter yang tidak hanya dilakukan oleh warga Amerika bahkan sampai warga diluar Amerika, misalnya di Indonesia muncul gerakan Papuan Lives Matter. Hal tersebut menunjukan bagaimana media sosial dapat menghapus diskriminasi yang terjadi, selain itu juga dengan media sosial kita dapat menunjukan kepedulian kita terhadap sesama melalui aksi penggalangan dana. Akun Instagram @sayaphati merupakan salah satu akun yang dapat menunjukan sifat warga Indonesia yang suka membantu dimana akun tersebut melakukan penggalangan dana bagi mereka yang mengalami kesulitan seperti cacat fisik ataupun mental. Banyak sekali pengguna media sosial yang membantu korban diskriminasi agar mereka dapat bertahan dalam menjalani hidup serta media sosial juga dapat mendorong adanya tindakan langsung untuk menghapus adanya diskriminasi.

          Pihak perusahaan media sosial juga ikut mendukung dalam menghapus diskriminasi di era ini contohnya Instagram. Seperti yang kita ketahui walaupun banyak sekali konten positif yang saat ini tersebar di Instagram namun tetap saja ada orang yang membuat konten yang mengarah ke diskriminasi dan hal tersebut memang sulit dihilangkan dikarenakan kemauan dari pribadi yang tidak bisa dikontrol. Dikarenakan keinginan yang tidak bisa dikontrol tersebut maka pihak dari media sosial memutuskan untuk menyembunyikannya, pihak media sosial tidak dapat menghilangkan konten diskriminasi secara spesifik yang bekerja hanyalah artificial intelligent yang menganalisis konten tersebut. Apabila terdapat konten yang berkaitan dengan diskriminasi maka pihak media sosial dapat menghapus konten tersebut atau dikarenakan adanya fitur rekomendasi yang berkaitan dengan penelusuran kita dalam hal yang ingin dicari dimedia sosial, maka pihak media sosial berusaha untuk tidak merekomendasikan konten yang bersifat ambigu apakah hal tersebut negative atau tidak. Salah satu fitur yang ada di Instagram adalah mengirim pesan secara pribadi atau direct message, untuk mencegah adanya pesan sensitif maka pada 11 Februari 2021 Instagram mengumumkan bahwa apabila pengguna akun Instagram mengirim pesan yang melanggar aturan maka akun mereka akan dinonaktifkan dan terus akan menonaktifkan apabila terdapat akun baru yang dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun