Mohon tunggu...
Aloisius Johnsis
Aloisius Johnsis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang mengubah rasa menjadi cerita.

Manusia yang senang bercerita, setia untuk menghidupi keyakinannya dan berusaha keras untuk mewujudkan impiannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Fase yang Kamu Temui Saat Menghadapi Masalah

16 Januari 2019   10:11 Diperbarui: 16 Januari 2019   10:32 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia, dalam menjalani hidupnya sering kali menemui masalah. Bagi sebagian orang yang memiliki pemikiran berbeda, masalah dirasa sebagai sebuah tantangan. Orang-orang berani tersebut tidak pernah merasa masalah sebagai hambatan tetapi tantangan yang harus diselesaikan. Lalu fase apa saja yang akan kita lalui saat masalah tersebut datang?

Sebelum lanjut membaca, yuk kita rubah pola pikir dahulu. Masalah kita ganti menjadi tantangan ya, sepakat? Karena manusia cenderung menghindar saat menghadapi masalah namun tantangan? Harus dengan berani kita hadapi dong.

Mari kita masuk ke fase-fase tersebut.

Memperjuangkan Idealisme

(spincyclenyc.com)
(spincyclenyc.com)
Bagi orang-orang muda apalagi generasi milenial dan z, idealisme sering kali menjadi suatu hal yang penting. Ketika menghadapi suatu persoalan, orang muda cenderung tertantang untuk menyelesaikannya. Dalam hati nuraninya berkata "Harusnya kan begini! Harusnya gak begitu. Kok gitu sih?"

Nah, suara hati nurani yang bergema dalam diri tersebut membuat sebagian orang muda mencoba untuk memikirkan solusi dari persoalan-persoalan tersebut. Walaupun tidak sedikit juga yang hanya cuek dan tidak peduli.

Berusaha Mewujudkannya

(palembang.tribunnews.com)
(palembang.tribunnews.com)
Idealisme yang ada membuat kita ingin memperbaiki atau menyelesaikan setiap masalah yang ada. Pada tahap ini, solusi-solusi yang telah kita pikirkan sebelumnya mulai diwujudkan. Salah satu caranya adalah berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama.

Tapi biasanya orang-orang yang idealis dan memiliki pemikiran sama sangat sedikit sehingga membuat solusi-solusi yang telah terpikirkan tersebut sulit diwujudkan.

Kecewa dengan Keadaan

(higherperspectives.com)
(higherperspectives.com)
Kemudian, ketika mengetahui realita yang ada. Kita menjadi kecewa dengan keadaan yang ada. Ternyata banyak yang tidak sepikir atau sepaham dengan kita. Lalu? Kita hanya bisa merenung dan berpikir "Aku harus bagaimana? Apa lagi yang harus aku lakukan?"

Menyerah dan Pasrah

(tausyah.wordpress.com)
(tausyah.wordpress.com)
Setelah melalui tahap-tahap di atas, ternyata dalam prosesnya banyak benturan. Selalu ada pro dan kontra. Entah itu dengan orang yang lebih tua, seumuran, atau yang lebih muda. Kelemahan generasi instan yang saat lahir sudah memegang gawai tersebut adalah mudah menyerah lalu berpasrah. Semangat di awal lalu loyo kemudian.

"Yaudah kalo ga mau gue bantu! Ah terserah deh!" kata-kata tersebut akan muncul dalam benak mereka lalu membuat mereka memilih sikap tidak peduli. Padahal beberapa waktu lalu mereka semangat untuk menyelesaikan masalah. Ya, begitulah, tapi tidak semua loh ya.

Berserah kepada-Nya

(iammonad.com)
(iammonad.com)

Setelah memikirkan solusi, mencoba menyelesaikan (walaupun effort-nya tidak besar-besar amat), mereka yang cukup religius akan berdoa kepada Tuhannya. Sadar bahwa mereka bukan siapa-siapa, semua terjadi atas kehendak Tuhan, ada keindahan dibalik setiap masalah. Entah dari mana tapi mereka seakan-akan jadi orang yang paling dekat dengan Tuhan. Bukan mau dipanggil tapi ya.

Biasanya setelah melewati fase ketiga tantangan-tantangan yang ada perlahan berangsur selesai. Tanpa disadari hidup kembali menjadi tenang. Solusi yang dipikirkan dapat berjalan dengan baik, dan semua menjadi indah.

Mungkin memang benar kita harus melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidup, tetapi juga mungkin hanya soal waktu. Mungkin semua tantangan tersebut butuh proses untuk diselesaikan, mungkin juga solusi-solusi yang ada dalam benak kita perlu waktu untuk diterapkan dalam persoalan yang ada.

Jadi? Yuk, kita lebih bersabar lagi, hidup itu jangan hanya dipikirkan tapi juga dijalankan. Bagi yang merasa hidup tidak adil, ya memang. Hidup memang tidak adil, pilihannya adalah mau menerima ketidakadilan tersebut atau bangun dan berusaha membuatnya adil. Terakhir, selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah kita ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun