Kasus pencitraan politik seperti transformasi wacana tentang Prabowo Subianto di Pemilu 2024 menjadi contoh nyata. Dari figur militer yang dianggap keras, ia berhasil dibentuk ulang sebagai sosok "gemoy", lucu, bahkan mengundang simpati. Semuanya dibangun lewat narasi media sosial. Publik pun terseret oleh ekstasi komunikasi—banjir simbol dan kesan yang tampak nyata, tapi sejatinya adalah rekayasa.
Menemukan Diri di Tengah Simulasi
Lalu bagaimana kita bisa bertahan? Mungkin dengan terus mempertanyakan realitas di sekitar kita, serta membangun kesadaran kritis terhadap arus informasi dan citra yang dikonsumsi setiap hari. Kita harus berani meragukan apa yang terlihat sempurna, dan mencari makna di balik penampakan.
Akhir kata, izinkan saya mengutip kalimat Morpheus dalam film The Matrix, yang ternyata diambil dari gagasan Baudrillard: “Selamat datang di gurun kenyataan.” Mungkin dunia hari ini tak sepenuhnya nyata, tapi kesadaran akan ketidakasliannya bisa menjadi langkah pertama untuk tetap waras di tengah simulasi yang membius ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI