Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perpendek Tahun Grasa Grasu dan Surveian Pilpres, Move On Bung!

21 Juni 2022   17:57 Diperbarui: 21 Juni 2022   17:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Credit: Kompas.com

Gonjang ganjing siapa saja Capres 2024 terus saja bergulir. Terus bergulir seperti layangan putus. Misalnya, Jum'at tgl 10 Juni, penulis kebetulan melihat dua tayangan Podcast Youtube yang berbeda. Yang pertama dengan judul "Siapa Penentu Capres: Jokowi, Megawati atau Surya Paloh?" dan yang kedua dengan judul "MEMBACA DIBALIK KEMESRAAN JOKOWI & MEGAWATI."

Muncul juga pembentukan koalisi pengusungan Pasangan Capres. Misalnya, Partai Golkar, PAN, dan PPP mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). PKB dan PKS mendeklarasikan Koalisi Semut Merah. Kedua koalisi ini belum bicara apa-apa tentang Capres. Partai Nasdem mengeluarkan barang baru. Jum'at, 17 Juni yang lalu, Partai yang Ketumnya Surya Paloh ini mengumumkan amplop kandidat Capres dari Partai Nasdem. Isinya adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.

Mundur kebelakang, Partai Nasdem jauh sebelum ini yaitu di tahun 2020 menyuarakan wacana Konvensi Capres 2024. Namun, wacana yang diluncurkan empat tahun sebelum Pilpres 2024 dibatalkan.

Sangat panjang dan berbelit-belitnya bisnis proses penunjukan Capres dari Parpol sudah berlangsung sejak Pilpres langsung pertama di tahun 2004. Selain sangat panjang dan berbelit-belit juga tidak ada kepastian hukum. Tidak ada kerangka baku yang disepakati bersama. Tidak ada unsur inklusivitas, transparan, dan terbuka.

Untuk Pilpres tahun 2014, misalnya, grasa grusu siapa yang akan diusung oleh Parpol sudah dimulai empat tahun sebelumnya. Misalnya, Partai Golkar dalam bulan Agustus 2011 mengumumkan bahwa telah menyiapkan lima Kadernya untuk diusung sebagai Capres dalam Pilpres 2014. Bagaimana cara menyiapkan, siapa yang memiliki otoritas untuk menetapkan, kapan waktunya, tidak ada yang dipublikasikan. Hal yang serupa terjadi juga di seluruh Parpol yang lain dan tentu saja termasuk PDIP dan Partai Gerindra.

Untuk PDIP,  ujug-ujug, secara mendadak dan tiba-tiba saja, pada tanggal 14 Maret 2014, kurang dari satu bulan sebelum Pileg 9 April 2014, Jokowi yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mengumumkan bahwa ia sudah ditunjuk oleh Bu Mega, Ketum PDIP, sebagai Capres PDIP untuk Pilpres 2014. Hal ini disampaikan oleh Jokowi dalam konferensi press di Musium Rumah Sipitung, Marunda, Jakarta Utara. Lihat, misalnya, https://bit.ly/Capres_Sipitung

Nuansa ujug-ujug dan tertutup dalam penetapan Calon Presiden/Wakil Presiden dari PDIP juga terjadi pada Partai Gerindra. Bahkan sebetulnya penetapan Paslon Presiden dari Partai Gerindra lebih ujug-ujug lagi, bagi publik, sebab pernyataan resmi dari Partai Gerindra baru diumumkan pada tanggal 19 Mei 2014. 

VOA.com, 19 Mei 2014, tayang artikel dengan judul 6 Parpol Dukung Pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres. Teaser berita ini adalah: Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa resmi dideklarasikan oleh enam partai politik sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam pemilihan Presiden mendatang. Disini dilaporkan bahwa deklarasi yang dihadiri 6 pimpinan partai politik termasuk Amien Rais itu disampaikan di Rumah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur hari Senin, 19 Mei 2014. Lebih jauh juga dilaporkan disini bahwa Calon Presiden Prabowo Subianto mengatakan Koalisi enam partai ini terbentuk karena ada kesamaan visi misi yang ingin membangun dan menyelamatkan bangsa, serta . masih banyak kekurangan dalam demokrasi yang sedang Indonesia bangun.

Pola yang jauh dari cerdik ini, atau, jika disonomimkan dengan ikon DUNGU Rocky Gerung, Pola dungu ini terus berlanjut di Pilpres 2019.  Misalnya, Tempo.co, 5 Agustus 2018, tayang artikel dengan judul Ditanya Soal Deklarasi Capres 2019, Jokowi Tunjuk Megawati. Disini ditulis jawaban Jokowi ketika ditanya jurnalis bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunggu saran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait waktu deklarasi calon presiden bersama calon wakil presiden 2019. Kemudian dilanjutkan dengan narasi bahwa Jokowi mengatakan hal itu sesuai arahan di acara pembekalan bakal calon legislatif DPR yang digelar PDIP di Hotel Mercure, Ancol pada Ahad, 5 Agustus 2018.

Lihat juga, misalnya, CNNI.com, 14 Agustus 2018, menjelang tengah malam, tayang artikel dengan judul Mahfud Buka-bukaan Batal Jadi Cawapres Jokowi di Detik Akhir. Disini dilaporkan klarifikasi Mahfud M.D atas drama pencalonan dirinya sebagai Cawapres Jokowi. Klarifikasi ini sebetulnya disampaikanya pada acara ILC Karny Ilyas, TvOne yang diselenggarakan malam tanggal 14 Agustus termaksud.  Disini dilaporkan bahwa Mahfud M.D. sudah bersiap-siap dan menunggu di Restoran yang berdekatan dengan lokasi deklarasi Restoran Plataran Menteng, Jl HOS Cokroaminoto No 42, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Agustus 2018. Namun, ternyata yang diumumkan sebagai Cawapres Jokowi adalah Ma'ruf Amin dan bukan Mahfud M.D.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun