Penulis putuskan untuk berbaring dan tidur tetapi Tv tetap on dengan harapan keseruan suara komentator akan membangun penulis tepat tengah malam itu. Betul penulis terbangun pada laga partai pertama tetapi tertidur lagi. Terbangun pada laga partai kedua tetapi tertidur lagi dan terbangun kembali setelah Praveen/Melati memenangkan set pertama lawan Marcus/Lauren.
Kegigihan Markus/LaurenÂ
Pada set kedua sebetulnya Praveen/Melati sudah jauh meninggalkan Markus/Lauren dan itu rasanya sudah pada angka 16 - 10. Posisi Praveen tambah membaik dan penulis kira Praveen/Melati akan menyudahi laga ini dua set langsung.
Namun, kegigihan dan kekompakan serta semangat pantang menyerah Markus/Lauren membuat mereka berhasil menyusul ketinggalan pada posisi 16 -19. Hampir selesai set ini ketika Praveen/Melati berhasil mencapai angka 20 terlebih dahulu.Â
Lagi-lagi semangat dan kekompakan Markus/Lauren berhasil memaksa permainan deuce pada skor 20 - 20 dan mereka memenangkan set go and die ini.
Set Ketiga Memang untuk Praveen/Melati
Kantuk penulis sudah hilang sama sekali walaupun jam 2.30 dini hari Minggu, 15 Maret. Praveen/Melati melaju cepat pada set ketiga dan dalam waktu kuang dari 15 menit sudah meninggalkan Markus dengan skor 16 - 8. Dengan selisih 8 poin ini hampir pasti, jika tidak ada keajaiban bagi Markus/Lauren, Praveen/Melati akan memenangkan set ketiga ini.
Praveen/Melati sempat sedikit tegang ketika mereka sudah mencapai angka 18. Terasa semangat Markus/Lauren bangkit kembali dan berhasil menambah poin demi poin.
Namun, set ini memang milik Praveen dan Melati. Segera skor mereka naik menjadi 19 tertahan sebentar kemudian melaju ke 20 juga tertahan sebentar ketika Markus/Lauren berhasil menambah dua poin, namun go mereka menyudahi set ini dengan angka 21 - 11.
Penampilan Simpatik dan Sportif Markus/Lauren
Pasangan wakil tuan rumah ini memperlihatkan tingkah laku yang simpatik selama pertandingan. Pada akhir pertandingan mereka hanya terlihat kecewa sebentar, atau mampu mengendalikan kekecewaan, dan dengan tersenyum lebar dan lepas, sama seperti Okuhara, melambaikan kedua tangan dan raket ke arah penonton dan disambut dengan tepuk tangan yang sangat antusias dan riuh.