Mohon tunggu...
puspalmira
puspalmira Mohon Tunggu... Freelancer - A wild mathematician

Invisible and invincible IG: almirassanti

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Angkor Wat, Jelajahi Big Tour Seharga Small Tour

5 September 2019   11:48 Diperbarui: 5 September 2019   19:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecantikan Angkor Wat di pagi hari(Dokpri)

Denah kuning adalah rute big tour, sedangkan denah oranye adalah rute small tour. Total perjalanan pada denah kuning berkisar 40 km. Pintu selatan Bayon yang disilang menggunakan pena tidak boleh dilewati kendaraan bermotor mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00.(Dokpri)
Denah kuning adalah rute big tour, sedangkan denah oranye adalah rute small tour. Total perjalanan pada denah kuning berkisar 40 km. Pintu selatan Bayon yang disilang menggunakan pena tidak boleh dilewati kendaraan bermotor mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00.(Dokpri)
Denah kawasan Bayon (Dokpri)
Denah kawasan Bayon (Dokpri)
Pilihan moda transportasi

Bagi saya, pemilihan transportasi yang cermat merupakan salah satu langkah jitu dalam usaha pengiritan. Saya tidak akan grusah-grusuh untuk memilih angkutan yang sekadar nyaman dan menyenangkan. Berikut beberapa pilihannya.

  • Tuk-tuk---pilihan jitu bagi rombongan

    Jika Anda meminta rekomendasi pada siapa saja, saya yakin mereka akan menyarankan Anda untuk menyewa tuk-tuk. Rekomendasi yang saya dapat pun seperti itu, baik dari rekomendator lokal maupun interlokal. Tak perlu bingung, tuk-tuk carteran banyak tersebar di mana-mana. Kita bisa menanyakannya pada resepsionis hotel yang kita tinggali. 


  • Mereka hampir pasti menyediakan jasa tur keliling Angkor Wat. Di Golden Square Villa yang notabene berlevel hostel, saya ditawari layanan tuk-tuk seharga $15 untuk standart tour, ditambah $5 untuk sunrise tour, plus $5 lagi jika ingin mengambil sunset tour. Walaaah... totalnya jadi $25 untuk jalan seharian.  Tanpa pikir lagi saya langsung menutup opsi ini.

    Jika ingin lebih berhemat, kita bisa mencegat sembarang tuk-tuk yang lewat. Tanpa mencegat pun biasanya sang driver sudah menawari terlebih dahulu. Keluarkan saja keahlian negosisasi dan diplomasi  Anda seperti saat menawar tarif delman atau becak di nusantara. 


  • Untuk pilihan ini, saya mencoba menawar satu tuk-tuk dan mendapat tarif standart tour seharga $12. Sang driver bersedia mengantar saya berkeliling Angkor dengan rute small tour antara pukul 9 pagi hingga 5 sore. Murah yaaa? 

  • Setahu saya sih ini sudah murah dibandingkan dengan pengalaman traveler-traveler lain sebelum saya. Karena saya bersikeras tak mau melewatkan cantiknya fajar di Angkor Wat, bapak supir menarik tarif $15 untuk layanan small tour ditambah sunrise tour. 

  • Sayangnya, dia hanya mau menyelesaikan tournya pada pukul 2 siang. Iya sih muraah... tapi rugi juga dong kalau jam 2 udah pulang. Karena itu, saya batalkan juga pilihan ini. Namun jika Anda bepergian bersama 2 hingga 5 orang lain, saya rasa tuk-tuk adalah pilihan terbaik. Katakanlah Anda membayar $18 sampai $20 untuk tur sehari penuh, harga yang harus dibayar per orang akan jatuh sangat murah.

  • Sepeda motor---hati-hati salah lajur

    Selama saya tidak membawa bayi ataupun nenek-nenek, wajib hukumnya untuk menghabiskan waktu sehari penuh--sampai malam kalau perlu--untuk menjelajahi seluruh sudut kota. Atas dasar obsesi itulah pilihan saya jatuh pada "sepeda motor". Kita bisa menemukan rental sepeda motor di mana saja. 


  • Saran saya pilihlah tempat penyewaan yang besar dan meyakinkan karena mereka memiliki berbagai macam peta dan akan memberi petunjuk jalan mana saja yang aman dan tidak aman. Kan kita keluyuran tanpa SIM dan STNK yaaa.... bakal jadi pengalaman yang gak banget kalau sampai ketilang.

  • Tantangannya, lalu lintas di Kamboja menganut sistem kemudi kiri. Kita harus cepat menyesuaikan diri untuk terbiasa mengemudi di lajur kanan. 

  • Saya hitung-hitung, tepat 3 kali saya kelupaan. Dengan ke-santuy-an tingkat Brahma, saya melaju di lajur kiri tanpa kenal takut hingga tiba-tiba berhadapan dengan sebuah mobil yang sontak menyadarkan saya.

    Tapi jangan khawatir, berkendara di sini bisa diblang sangat-sangat aman bagi pengendara asing. Dari pusat keramaian menuju wilayah Angkor, kita hanya perlu melewati sangat sedikit jalan besar. 


  • Sisanya adalah jalan kecil dan sepi yang membelah hutan, mirip jalan di perkampungan. Selain itu, hampir tidak ada polisi lalu lintas yang berpatroli. 

  • Sepertinya mereka belum terlalu peduli dengan keselamatan lalu lintas. Hal itu terlihat dari betapa entengnya pengendara sepeda motor berkeliaran tanpa helm, bonceng 3, hingga memotong arus meskipun itu di tengah ibukota. Bukan hanya satu atau dua melainkan hampir semua pengendara berkelakuan seperti itu. 

  • Saya saja hanya diberi helm 'gayung' dari tempat saya menyewa motor. Tidak hanya helm, mereka juga membekali saya dengan petunjuk yang sangat jelas tentang jalan mana saja yang tidak boleh saya lewati dan ke arah mana saya harus memulai perjalanan.

    Lalu bagaimana dengan bahan bakar? Jenis bahan bakar yang tersedia untuk kendaraan roda dua setara dengan Pertamax dan Pertamax Turbo yang diproduksi oleh Pertamina. Tidak ada jenis lain yang bilangan oktannya lebih rendah. 


  • Mereka membanderol 1 liter Pertamax seharga I dolar kurang sedikit. Karena harganya tidak bulat, kita tidak bisa membeli bahan bakar sebanyak 1 liter, melainkan di'pas'kan hingga 1 dolar. Berbeda dengan bahan bakar minyak di Indonesia yang dikelola oleh Pertamina, BBM di Kamboja tidak dimonopoli oleh 1 perusahaan saja. 

  • Selama satu hari itu, saya menghabiskan kurang dari 2 liter Pertamax untuk berkeliling kota di sekitar penginapan dan pulang-pergi 2 kali menuju Angkor. Lho kok PP 2 kali? 

  • Iya.... tengah hari panas-panas saya kelaparan dan tidak menemukan warung makan yang pas di area Angkor. Makanya saya balik ke kota nyari makan siang...

    Ongkos yang saya keluarkan untuk menyewa satu sepeda motor adalah $10 saja. Jika Anda berlibur saat peak season, Anda akan memperoleh harga antara $12-$20. 


  • Jadi, 10 dolar untuk sepeda motor adalah pilihan terbaik saya saat itu. Oh ya, satu lagi hampir lupa. Di Siem Reap ini tidak ada tukang parkir liar yang doyan malak. Bahkan, area parkir resmi di pasar maupun tempat wisata pun tidak menarik ongkos parkir sepeser pun. Jadi, tidak perlu khawatir uang dua ribuan akan ludes hanya untuk mampir-mampir di pertokoan. 

  • Tapi ya harap waspada, tingkat keamananya sangat rendah. Saya selalu merantai sepeda motor saya setiap meninggalkannya di pinggir jalan maupun di parkiran tempat wisata.

  • Mobil/taksi---pilihan anak sultan

    Berhubung hawa di Siem Reap jauh lebih 'menggosongkan' daripada di Surabaya, beberapa orang mungkin tidak tahan dengan teriknya sengatan matahari. 

  • Silakan menyewa mobil jika ingin bersantai dengan kenyamanan yang hakiki. Jangan tanya saya berapa dollar kisaran harganya, sedikitpun saya tidak terpikir untuk bertanya, hehehe... Terpampang sih daftar harganya waktu saya milih sepeda motor di tempat rental, tapi gak ingat sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun