Mohon tunggu...
Almadea Danira
Almadea Danira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toxic Beauty Standards akibat Budaya K-Pop

15 Juni 2022   23:19 Diperbarui: 15 Juni 2022   23:26 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini banyak budaya yang berkembang dan tersebar luas ke seluruh dunia. Salah satu budaya yang paling banyak digemari saat ini yaitu Korean Pop atau yang dikenal sebagai K-Pop. K-pop memiliki banyak penggemar dari kalangan anak muda hingga orang dewasa, bahkan penggemar K-pop pun tersebar hingga ke seluruh dunia. Bukan tanpa alasan K-pop memiliki banyak penggemar. K-pop memiliki beberapa keunikan yang belum tentu dimiliki oleh Western Pop, Japan Pop, dan sebagainya. Keunikan tersebut antara lain adanya sistem training untuk melatih trainee sebelum terjun ke dunia K-pop, music video yang totalitas, serta lagu yang enak dan bisa didengar walaupun tidak menggunakan bahasa Internasional.

Selain yang telah disebutkan tadi, terdapat satu hal yang sangat membedakan K-Pop dengan Pop lainnya. Seseorang yang terjun ke dunia K-pop akan disebut sebagai idol. Sesuai dengan namanya, idol merupakan seseorang yang digemari dan dijadikan panutan oleh banyak orang. Idol diberi tuntutan untuk menjadi seseorang yang serba bisa, mulai dari bisa bernyanyi dengan baik, melakukan tarian dengan baik, bisa melakukan rap jika kurang handal dalam bernyanyi, bisa memainkan alat musik apapun, menciptakan lagu sendiri, mendapatkan poin plus jika bisa berakting, dan wajib memiliki attitude yang sangat baik. Selain harus serba bisa dalam berbagai hal, K-pop idol juga wajib memiliki proporsi kecantikan yang sesuai dengan Korean beauty standards.

Korean beauty standards menuntut K-pop idol memiliki tubuh yang ramping, tinggi badan di atas 165cm untuk perempuan, wajah yang kecil, rahang berbentuk v, kulit yang putih pucat, alis lurus, glass skin, mata yang besar, bibir berbentuk hati, dan juga pangkal hidung yang tinggi. Bahkan terdapat istilah Golden Ratio yaitu rumus yang digunakan untuk menghitung mulai dari ukuran dahi, mata, tulang pipi, dan bagian lainnya pada wajah untuk melihat apakah proposi wajah seseorang terhitung ideal atau tidak. Bisa dilihat bahwa standar kecantikan yang dibentuk oleh Korea Selatan sangat tidak realistis. Dengan adanya standar kecantikan tersebut, tidak jarang K-pop idol melakukan minor surgery di bagian wajah agar sesuai dengan standar kecantikan yang ada. Menariknya, klinik kecantikan di Korea Selatan sangat bagus sehingga perubahan kecil pada wajah K-Pop idol terlihat sangat natural.

Hal ini tentunya menjadi masalah untuk siapapun baik dari penggemar K-Pop maupun yang hanya sekedar penggemar dunia kecantikan. Adanya standar kecantikan yang dibentuk oleh Korea Selatan dan diaplikasikan kepada K-Pop idol yang memiliki banyak penggemar menjadikan standar kecantikan dunia mulai bergeser dan perlahan mengikuti standar kecantikan yang sama dengan yang dibentuk oleh Korea Selatan. Penggemar K-Pop dan penggemar dunia kecantikan semakin terbiasa melihat figur idol yang tidak realistis sehingga tercipta pemikiran bahwa memiliki tubuh yang tinggi, ramping, dan wajah yang kecil adalah hal yang akan menjadikan diri mereka sempurna. Tidak jarang juga penggemar mengira bahwa wajah K-Pop idol benar-benar sempurna secara alami padahal K-Pop idol melakukan perbaikan-perbaikan kecil pada wajahnya. Mereka yang sudah terpengaruh oleh Korean beauty standards akhirnya akan berusaha keras untuk mencapai standar tersebut.

Terlebih juga, terdapat banyak K-Pop idol yang mempromosikan diet ekstrem untuk mendapatkan tubuh "ideal". Salah satu K-Pop idol bernama IU membagikan rahasia tubuh idealnya kepada penggemarnya. Pada dietnya, ia membatasi sampai sekitar 700 kalori saja pada makanan yang ia konsumsi. Ia hanya memakan satu butir apel untuk sarapan, satu ubi untuk makan siang, dan segelas protein shake untuk malam hari. Ia mengaku bahwa dalam waktu satu minggu berat badan nya turun hingga 8-10 kg. Selain itu terdapat juga K-Pop idol bernama Seulgi yang hanya meminum sebotol susu kedelai dan turun hingga 2kg perhari nya. Siapapun yang mengetahui hal itu pasti tergiur dan ingin mencoba diet yang hasilnya sangat instan. Padahal jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dapat menjadikan kesehatan menjadi memburuk. Miris bagaimana K-Pop idol yang merupakan korban dari Korean beauty standards turut mempromosikan dan menganggap wajar Korean beauty standards.

Kenyataan pahitnya adalah beauty standards tidak akan ada habisnya, ia akan terus berputar dan berubah-ubah tergantung pada masanya. Namun, beauty standards hanyalah sesuatu yang dibentuk dan diciptakan oleh masyarakat. Jika kita tidak sesuai dengan beauty standards yang ada bukan berarti kita tidak cantik karena definisi cantik itu berbeda-beda. Kita bisa cantik meskipun kita tidak berkulit putih, tidak ramping, atau tidak tinggi karena bagaimanapun juga hal terpenting yang membuat kita terlihat cantik adalah value yang ada pada diri kita. Dengan memperlihatkan bagaimana cara kita bersikap, percaya diri, dan dapat memberikan energi positif ke sekitar menjadikan kita cantik dari dalam sehingga lama kelamaan orang sekitar juga akan menyadari bahwa kita cantik meskipun tidak sesuai dengan beauty standards yang ada.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun