Mohon tunggu...
Ali Shodikin
Ali Shodikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#Belajartanpabatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepakbola Tanpa Reporter, Ibarat Sayur Tanpa Garam

18 September 2020   18:44 Diperbarui: 18 September 2020   18:47 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endi Widodo saat jadi reporter KPPMG Cup di lapangan sepakbola Desa Grinting

"Ada Pace disana, Pace, Pace, pace menggocek-gocek bola, Pace melewati dua tiga pemain disana, Pace umpan jauh ke temannya, ada restu rupanya yang menyambut bola manis dari Pace, restu membawa bola ke arah mulut gawang, bahaya !! Bahaya sekali sodara-sodara sekalian!! Restu masih menggiring bola meliuk-liuk dengan indahnya daaaaaan GOOOOOLLL!!! Sontekan cantik dari pemain bernomor punggung 4 itu rupanya menghasilkan gol yang menawan sodara-sodara sekalian,,, skor pun berubah menjadi 1-0 untuk kemenangan sementara Garuda Jaya FC."

Rangkaian kata-kata seperti itu sering kita dengar mewarnai sebuah pertandingan sepak bola yang selalu menjadi magnet bagi para penonton yang hadir. Ya, kehadiran seorang reporter memang mejadi tontonan apik tersendiri bagi para penggila bola. Kehadiran reporter selalu memberi warna dan rasa yang makin mantap dari sebuah pertandingan yang tengah berlangsung.

Pertandingan seseru apapun jika tidak dilengkapi dengan suara reporter menjadikan suatu kekurangan, ibarat sebuah sayur yang belum dikasih garam, hambar rasanya.

Reporter selalu membuat jantung penonton makin berdebar-debar, bikin ketawa, bikin penonton enggan melepaskan pandangannya ke arah bola yang lagi dimainkan para aktor lapangan hijau. Makanya kehadiran seorang reporter juga sering ditunggu-tunggu oleh para penikmat si kulit bundar.

Memang tidak gampang menjadi seorang reporter, perlu keahlian khusus. Olah bahasa,  daya ingat untuk mengingat nama-nama pemain di lapangan, suara yang lantang, dan tentu semangat yang menggebu untuk bisa membangkitkan gairah pemain dan penonton supaya penonton yang memadati sisi-sisi lapangan juga tidak jenuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun