Mohon tunggu...
Allina Ramadhina
Allina Ramadhina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Allina Ramadhina, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Pemekaran Wilayah menjadi Salah Satu Bentuk Manifestasi Masyarakat dalam Pertumbuhan Multidimensional?

9 Mei 2024   06:17 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan negara sering kali melibatkan fenomena pemekaran wilayah, yang tidak dapat dihindari, terutama mengingat luasnya kondisi geografis dan jarak yang besar antara wilayah-wilayah. Hal ini sering menjadi dasar bagi masyarakat untuk meminta pemekaran wilayah, dengan tujuan memperoleh akses yang lebih baik terhadap layanan publik dan infrastruktur. Namun, apakah pemekaran wilayah hanya mencakup perubahan geografis semata? Ataukah ada aspek multidimensional yang perlu diperhitungkan?

Di Indonesia, pemekaran wilayah telah menjadi kebijakan yang diadopsi dengan tujuan meningkatkan pelayanan publik. Melalui pemekaran wilayah, pemerintah dapat lebih fokus pada kebutuhan lokal dan meningkatkan kualitas layanan publik. Hal ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efektif dan efisien, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan. Selain itu, pemekaran wilayah memungkinkan pemerintah untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, memudahkan pengawasan terhadap layanan publik. Dengan demikian, pemerintah dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif dan mengoptimalkan potensi ekonomi regional dengan meningkatkan infrastruktur dan akses masyarakat ke fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. 

Pemekaran wilayah juga memungkinkan adanya kebijakan yang lebih spesifik dan adaptasi yang lebih baik terhadap kebutuhan lokal, sehingga meningkatkan kemampuan daerah untuk mengembangkan potensi ekonominya sendiri.Pertumbuhan multidimensional tidak hanya merujuk pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga melibatkan aspek-aspek lain seperti pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan perlindungan lingkungan karena semua aspek ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan multidimensional mencakup upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Oleh karena itu, pemekaran wilayah sebenarnya bukan hanya untuk menciptakan perubahan geografis, tetapi juga menjadi salah satu bentuk manifestasi pertumbuhan multidimensional. Dalam konteks ini, pemekaran wilayah dapat dipandang sebagai usaha untuk meningkatkan aksesibilitas layanan publik dengan cara mendekatkan pemerintah kepada masyarakat. Hal ini juga melibatkan upaya untuk memperluas peluang ekonomi dengan memberikan daerah kemampuan untuk mengembangkan potensi ekonominya sendiri. Selain itu, pemekaran wilayah mempromosikan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dengan memberikan otonomi lebih kepada daerah dan mengurangi dominasi pemerintah pusat.

Berdasarkan studi kasus di beberapa daerah di indonesia, seperti pembentukan kabupaten baru atau pembagian kecamatan, terlihat bagaimana pemekaran wilayah telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan akses terhadap layanan publik, memperluas lapangan kerja, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam.

Walaupun pemekaran wilayah dapat mempercepat kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan dan dampak negatif. Tantangan tersebut meliputi meningkatnya disparitas antar wilayah, yang ditandai dengan ketidakseimbangan dalam pembangunan, pendapatan, dan kebijakan di antara wilayah-wilayah yang berbeda. Selain itu, biaya administrasi yang meningkat dan risiko kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali juga menjadi dampak negatif yang perlu diperhatikan.


Fenomena pemekaran wilayah adalah situasi yang rumit dan memiliki efek yang luas dan kompleks yang perlu dipahami dengan baik. Evaluasi yang menyeluruh dan terus-menerus terhadap dampak pemekaran wilayah harus menjadi fokus utama dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan terkait. Masyarakat perlu lebih mempertimbangkan beragam dampak yang mungkin terjadi dari pemekaran wilayah guna memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh pihak terkait.

Referensi

Andik, W., Muqoyyidin, U., Pesantren, T., Darul 'ulum, J., Komplek, P. P., Darul, U., & Peterongan, J. (2013). Pemekaran Wilayah dan Otonomi Daerah Pasca Reformasi di Indonesia: Konsep, Fakta Empiris dan Rekomendasi ke Depan. Jurnal Konstitusi, 10(2).

Episabri, E. (2019). Faktor Kegagalan Pemekaran Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis menjadi Daerah Otonom. Jurnal Demokrasi Dan Politik Lokal, 1(2), 160--171. https://doi.org/10.25077/jdpl.1.2.160-171.2019

Maisari, R. (2022). Problematika Pemekaran Daerah: Tinjauan dari Pembentukan Undang-Undang Daerah Otonomi Baru di Papua. Lex Renaissance, 7(4). https://setkab.go.id/pembentukan-tiga-provinsi-baru-di-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun