Mohon tunggu...
Allifia Fatika Putri
Allifia Fatika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi

Suka hal-hal yang berbau alam, kepribadian, pendidikan, sosial, dan sejarah. Dalam proses belajar menulis, semoga bermanfaat! :)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ledakan Emosi (Tantrum) pada Anak Usia Dini Bukanlah Suatu Masalah!

30 November 2022   17:41 Diperbarui: 30 November 2022   17:43 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Ilustrasi: Pinterest)

Menangis, teriak-teriak, marah-marah, memukul, mengamuk, melempar barang dan sebagainya jika buah hati melakukan seperti yang di atas tentu akan membuat khawatir orang tuanya bukan? Gejala ini dapat dikatakan sebagai tantrum, biasanya terjadi akibat anak tidak terpenuhi keinginannya, sedang lapar, kesal, mengantuk, dan lain-lain. Apalagi ketika hendak berbelanja di suatu supermarket, lalu anak menginginkan mainan dan tidak diperbolehkan, maka kemungkinan anak akan nangis serta teriak-teriak, sehingga tidak memungkinkan bahwa orang tua akan merasa bingung dan kesulitan untuk menghadapi anak tersebut apalagi di tempat-tempat umum. Lantas apakah tantrum atau dapat disebut sebagai ledakan emosi pada anak ini wajar atau sebaliknya?

Sebelumnya, alangkah baiknya jika kita mengetahui sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan tantrum atau ledakan emosi yang dialami oleh anak?

Tantrum merupakan sebuah emosi yang dikeluarkan oleh anak secara tidak biasa pada umumnya di mana tantrum sendiri adalah puncaknya emosi anak yang dikeluarkan dengan tangisan keras, teriakan histeris, marah, menjerit dan lain-lain. Pada anak usia dini sangat umum dan wajar jika mengalami tantrum atau ledakan emosi. Namun perlu diketahui bahwasanya anak mengalami beberapa aspek dan domain perkembangannya. Seperti fisik, kognitif atau berpikir serta bahasa, dan sosio emosional. Lantas tantrum itu hal yang wajar apalagi sering dialami oleh anak-anak usia dini merupakan termasuk aspek sosio emosional. Sosio emosional sendiri merupakan perkembangan anak yang dapat mempengaruhi emosi, berinteraksi terhadap lingkungan dan orang lain serta respon anak terhadap segala sesuatu yang anak rasakan dan yang ditemukan. Anak usia 2,5 sampai 5 tahun mengalami tantrum atau ledakan emosi ini termasuk ciri-ciri emosi anak sedang berkembang dan pada usia ini juga anak sedang mengalami fase egosentris yang mana anak tersebut hanya mengandalkan sudut pandangnya saja serta sedang membutuhkan keamanan dan kenyamanan. Usia dini pada masa itu anak sedang merasakan sebuah emosi yang besar dan sangat kuat akan tetapi anak tersebut  belum bisa mengelola emosi nya sehingga munculah gejala tantrum. Emosi sendiri bagi anak sebagai mewakili dari sebuah ekspresi yang dirasakan baik kenyamanan maupun tidak terhadap suatu situasi. Namun seiring berjalannya waktu, anak akan memiliki kemampuan untuk mengelola emosi nya. Selain itu, tentunya anak tantrum dapat dijadikan media untuk mengajari anak agar bisa mengelola emosi nya dengan baik.

Dikutip dari artikel halodoc.com (Dr. Fadli, 2022) tentang Pertumbuhan anak dan pola asuh anak, terdapat dua jenis tantrum yang dialami oleh anak diantaranya,,

Pertama, tantrum manipulative, dimana akan terjadi apabila keinginana anak tidak terpenuhi atau tidak sesuai ekspetasi anak dalam situasi tersebut, tantrum ini biasanya dibuat oleh anak untuk membuat orang tua atau pun orang lain dapat memenuhi permintaannya.

Kedua, tantrum frustasi, hal ini disebabkan akibat anak yang belum bisa mengekspresikan apa-apa yang dirasa dengan baik. pada umumnya faktor dari tantrum frustasi ini adalah kelaparan, kelelahan, kesakitan, atau gagal dalam suatu hal.

Lantas bagaimana menangani anak ketika tantrum? Adapun penanganan yang tepat jika anak tantrum adalah sebagai berikut, Pertama, sebagai orang tua, tentunya perlu bisa memahami penyebab anak tantrum. Hal ini dikarenakan apabila orang tua telah mengetahui penyebabnya, maka untuk menghentikan anak tantrum akan lebih cepat diatasi dan mudah. Kedua,orang tua harus peka terhadap gejala awal anak tantrum, dengan ini orang tua mampu meredakan emosi anak dengan cepat dan dapat mengatasi sebelum anak tersebut tantrum, hal ini bisa dilakukan dengan mengalihkan perhatian anak yang anak tersebut suka atau diminati. Untuk mengetahui apa minat anak, orang tua mampu memperhatikan anak dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, dalam keadaan tantrum,tidak dapat ditebak bahwa anak akan melempari barang-barang yang ada di sekitarnya. Maka orang tua perlu sigap untuk memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan. Keempat, jika anak tantrum manipulative, maka orang tua jangan menyerah dan mau menuruti keinginan anak. Hal ini akan membuat anak menjadi kebiasaan dan akan terus menggunakan cara manipulative untuk mendapatkan keinginan anak. Kelima, apabila anak sedang tantrum maka jangan dinasehatin langsung karena itu akan sia-sia, maka langkah yang tepat bagi orang tua adalah membiarkan anak menyelesaikan rasa emosi nya dan jika sudah tenang maka orang tu bisa memeluk anak sembari memvalidasi perasaan anak dan menasehati dengan baik. Keenam, ketika anak tantrum supaya orang tua tidak menertawakan anak tersebut dengan alasan lucu atau menggemaskan, hal ini anak akan salah persepsi bahwa dengan tantrum akan membuat orang lain suka atau menarik perhatian.

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/kenali-jenis-tantrum-yang-sering-dilakukan-anak 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun