Kematian seringkali menjadi momok yang menakutkan, selain kedatanganya tidak pernah bisa diprediksi, kematian pun menjadi akhir kehidupan manusia, selanjutnya tinggal sejarah. Orang Dayak memiliki cara yang unik saat “merayakan” kematian. Salah satunya dengan menggelar semacam atraksi/permainan yang bertujuan menghibur keluarga yang ditinggalkan dan sebagai pembunuh waktu sambil menunggu acara pemakaman dimulai. Ada jenis permainan yang dilaksanakan pada siang hari dan malam hari tetapi ada juga permainan yang hanya bisa dilaksanakan pada malam hari dalam kondisi gelap gulita. Mau mencoba?
1. BERMAIN SIRAMAN LUMPUR DAN BARA API.
Biasanya siraman lumpur ini dimulai beberapa saat setelah memasuki acara ngensudah maupun tiwah, tetapi ada juga yang melakukannya saat pemakaman atau pada malam hari saat jenazah disemayamkan dirumah duka. Jika pada malam hari, biasanya lumpur dilumurkan pada kain perca dan dilemparkan kearah kerumunan orang, tidak ada makian jorok karena memang dilarang, paling-paling hanya himbauan, tetapi kebanyakan tidak dihiraukan. Cara terbaik yang bisa dilakukan, menjauh dari rumah duka, biasanya kita akan dikasih tahu terlebih dahulu, ada permainan seperti ini dan kita punya kesempatan untuk menghidar, jika tidak menghindar, dianggap siap dalam permainan.
[caption id="attachment_416460" align="aligncenter" width="379" caption="Beginilah kondisinya jika ikut dalam permainan siraman lumpur, permainan tidak bisa dihindari (pada siang hari) apalagi jika kita datang sebagai orang yang diundang pada acara Tiwah di Desa Riam Batang, Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah | Dok. Pribadi"][/caption]
Permainan lumpur pada acara tiwah maupun ngensudah, kadang sulit untuk dihindari, apalagi jika kita hadir sebagai undangan, saya pernah mengalami dan hanya bisa berlaku pasrah, memaki akan dikenai hukuman. Jika tidak pasrah cara terbaik lainnya membalas dan asyiknya kita boleh membalas kepada siapa saja. Kalau ada yang cakep justru tambah asyik....hahahahahaha...
Bukan ini saja, saat malam hari permainan biasanya meningkat cukup ekstrim, saya sendiri pernah disirami dengan lotup (padi dioseng sampai mateng pecah seperti popcorn), anehnya karena saya diam saja, tidak ada bagian tubuh yang melepuh padahal disiram dalam konsisi sangat panas karena baru diangkat dari kuali pengosengan. Selain itu, jangan pernah tidur didekat rumah duka, karena mereka akan bermain bara api. Biasanya disaat kita baring leyeh-leyeh atau sedang nyenyak, mereka tidak sungkan mengibaskan bara api dari tikar (alas tidur yang dibuat dari anyaman daun) yang sengaja dibakar. Resikonya cukup tinggi, walau badan tidak melepuh umumnya pakaian yang akan bolong-bolong terkena bara api yang berhamburan.
TIPS: Hindari rumah duka saat permainan berlangsung, mendekat berarti secara tidak langsung menyatakan diri siap ikut bermain. Sampaikan kepada tuan rumah bahwa kita tidak ingin ikut dalam permainan, mereka akan menganjurkan kita untuk menjauh bahkan akan menunjukan satu buah rumah yang bisa kita tempati dengan aman. Seluruh rumah dalam desa boleh ditempati dan mereka akan dengan senang hati menerima kehadiran kita. Tetapi biasanya disarankan dirumah tetua adat atau rumah Kepal Desa
2. BEBUKONG (Hantu-hantuan)
Saya tidak tahu apakah ada nama lain dari jenis permainan ini, secara sepintas saya mendefinikannya bermain hantu-hantuan. Permainan bisa dilakukan pada siang ataupun malam hari. Tentulah permainan pada malam hari lebih “menakutkan”. Setiap orang yang memainkan permainan ini harus membungkus dirinya sedemikian rupa, sehingga ujud aslinya tidak dikenali. Membungkus diri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, menggunakan dedaunan, kain, kertas bahkan karung bekas, pada bagian wajah dikenakan topeng yang dibuat sejelek mungkin agar menimbulkan kesan seram. (Saya heran, kenapa hantu di Indonesia bentuknya jelek dan menyeramkan).
[caption id="attachment_416466" align="aligncenter" width="427" caption="Rombongan hantu-hantuan memasuki perkampungan pada siang hari pada sebuah ritual kematian di Desa Batas Nangka, Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat | Dok. Pribadi"]
Yang menjadi sasaran mereka umumnya anak-anak, para wanita dan orang-orang yang baru mereka kenal, karena orang-orang inilah potensi takutnya cukup tinggi, apalagi jika dimainkan pada malam hari.
[caption id="attachment_416467" align="aligncenter" width="486" caption="Beberapa jenis hantu yang ikut dalam sebuah acara bebukong. Tidak dibatasi jumlah dan jenis kelamin yang ikut serta, tetapi umumnya kaum pria | Dok. Pribadi"]

Ada peraturan tidak tertulis yang harus ditaati, walaupun pada akhirnya kita mengenal sosok yang berada dibalik pakaian bukong, sangat dilarang memanggil namanya, semua peserta harus dipanggil bukong. Memanggil nama akan membuat si bukong marah dan mereka percaya memanggil nama akan membuat si perserta mengalami kesialan. Dan jangan pernah bertanya siapa sosok dibalik bukong, karena walaupun ada yang mengenali, mereka tidak akan memberitahu. Tapi tetap saja ada yang usil menggoda si bukong, dengan membisikan nama sosok yang berada dibalik kustom bukong.
TIPS : Jika hantu mendekat, usahakan diam saja, dia akan menggoda agar kita lari, lari berarti mengundang si bukong untuk mengejar, jika tertangkap atau kita terpojok, si hantu akan mendekatkan wajahnya ke wajah kita untuk menakuti. Semakin kita takut, bukong akan semaking menggoda.
3. BERMAIN BOLA API (SEPAK SAWUT - KALTENG)
Permainan bola api, sejatinya sebuah permainan seperti bermain bola tanpa gawang, tanpa batas jumlah peserta, tanpa batas jenis kelamin. Yang mereka mainkan bukanlah bola pengertian harfiah, tapi kelapa tua yang belum dibuang kulitnya, direndam dalam minyak seharian kemudian dibakar dan dimainkan (ditendang) kesegala arah. Hati-hati saat kelapa menjelang pecah, karena minyak kelapa yang berhamburan akan membawa percikan api.