Mohon tunggu...
Ferdi Ali
Ferdi Ali Mohon Tunggu... -

Kebenaran sejati bersumber pada kearifan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Tanda-tanda Zaman dalam Pilpres 2014

21 Agustus 2014   00:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh karena itu, marilah kita membangun paradigma baru, membangun mindset baru yang lebih produktif. Membuat blueprint pembangunan bangsa lima tahun ke depan yang matang – yang mampu membuka lapangan kerja, mengatasi dengan singkat kebutuhan pangan, energi dan teknologi kita secara mandiri.

Saat ini, “demonstrasi” spektakuler seperti zaman Orde Lama bukanlah jalan keluar yang tepat dalam mengatasi problem bangsa ke depan. Yang kita perlukan sekarang adalah kesamaan visi, dan kebersamaan bersama berbagai elemen bangsa terutama kaum muda dan kalangan kampus untuk menjadikan Indonesia benar-benar mandiri di segala bidang kehidupan. Dimana dalam perjuangan ini kesabaran dan mawas diri menjadi modal yang sangat penting, agar kita tidak gampang terpancing oleh isu-isu yang memang sengaja dihembuskan guna memperkeruh suasana. Mengadu domba diantara kita ala politik divide at impera.

Sekarang adalah momentum yang tepat untuk bertindak guna menjawab dan mengatasi problem bangsa bersama-sama elemen bangsa yang lain yang masih komit terhadap ideologi Pancasila, UUD ’45 dan NKRI.

Nah, membangun politik yang sehat adalah dengan melakukan mekanisme kontrol yang terus menerus terhadap penyelenggara negara. Kita sebagai warga negara yang baik akan mendukung kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang baik. Tapi sebaliknya, harus berani mengkritisi dengan keras kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang menyimpang dari konstitusi secara konstruktif, solutif dan inovatif. Karena tujuan kita bernegara adalah menjaga agar jalannya pemerintahan sesuai dengan amanat konstitusi dan cita-cita founding fathers kita.

PENUTUP

Dunia semakin sempit. Teknologi satelit telah mengubah dunia menjadi kampung kecil. Terpaan informasi telah menyihir umat manusia hidup dalam dunia fantasi. Realitas telah menjadi reality show. Kebenaran telah usang. Kebaikan telah menjadi formalitas basa-basi kehidupan. Agama telah menjelma menjadi obat instan guna mengatasi penyakit sosial masyarakat.


Dan ketika orang baik diam, maka kejahatan akan merajalela. Ketika orang baik hanya bicara saja maka negara akan hancur. Orang yang mendiamkan kejahatan lebih jahat dari pada pelaku kejahatan itu sendiri. Orang yang membiarkan negaranya hancur adalah orang yang paling tidak bermoral – karena korbannya adalah 250 juta rakyat Indonesia.

Dan bila waktunya tiba, semua peristiwa yang menjadi pertanyaan orang banyak akan terbuka dengan sendirinya. Perjalanan sejarah kedepan akan menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi di negeri ini. Memang sudah saatnya terjadi rekonsialisasi nasional untuk menyelesaikan seluruh masalah bangsa agar kita bisa bangkit melupakan sejarah kelam bangsa yang menyakitkan untuk menyongsong Indonesia Raya yang telah diramalkan sejarah.****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun