Setelah memahami Tri Hita Karana (THK) sebagai filosofi kuno yang menawarkan resep kebahagiaan melalui harmoni, pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana konsep ini diwujudkan dalam kehidupan modern? Jawabannya ternyata lebih konkret dari yang dibayangkan. THK bukan sekadar gagasan abstrak, melainkan sebuah prinsip hidup yang telah lama terwujud dalam berbagai aspek, mulai dari cara kita membangun ruang hidup hingga cara kita mendidik generasi penerus. Artikel ini akan menjelajahi implementasi praktis THK dalam dua bidang krusial: arsitektur-tata ruang dan pendidikan, menunjukkan betapa relevannya kearifan lokal ini dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan.
 Pembangunan modern seringkali dihadapkan pada dilema: mengejar kemajuan ekonomi dan teknologi seringkali mengorbankan kelestarian lingkungan dan kohesi sosial. Gedung-gedung pencakar langit yang megah bisa saja menciptakan keterasingan bagi penghuninya, dan sistem pendidikan yang berfokus pada prestasi akademik semata dapat mengabaikan pembentukan karakter dan kecerdasan emosional. Fenomena ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan, persis seperti yang diperingatkan dalam filosofi THK. Dengan menerapkan prinsip-prinsip THK, kita dapat merancang sebuah pendekatan pembangunan dan pendidikan yang lebih holistik dan manusiawi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI