Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Pencari Kerja dan Tukang Sate

18 Juli 2018   21:22 Diperbarui: 18 Juli 2018   23:22 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Maksudnya?"

"Iyaa maksdunya gak jadi melamar di tempat kerja Abang. Saya mau melamar di daerah Cikarang aja."

"Oke. Lamarannya mau dibalikin atau gimana?"

"Dibawa aja, Bang. Tapi jangan di kasih ke HRD."

"Oke." Jawabnya singkat. Kemudian telpon terputus.

Terkadang saya merasa bingung sendiri dengan pencari kerja yang modelnya seperti ini. Entah, saya tidak tahu lagi bagaimana nasib pencari kerja yang seperti ini. Meskipun ia mengaku pribumi, meskipun ia mengaku sebagai putra daerah. Putra daerah yang ingin bekerja di daerahnya sendiri. Putra daerah yang merasa peluangnya lebih tinggi untuk masuk ke suatu perusahaan. Putra daerah ini lupa bahwa ia punya banyak pesaing dari putra-putra daerah lain yang merantau ke daerahnya.

Saya pribadi juga pernah merasakan susahnya mencari kerja dan betapa tidak enaknya rasa menganggur apalagi sampai berbulan-bulan. Tetapi berangkat dari apa yang saya rasakan itu, saya berjanji pada diri sendiri jika mendapatkan pekerjaan suatu hari nanti, apapun dan dimanapun pekerjaan itu tentu akan saya kerjakan dengan sungguh-sungguh.

Mendengar cerita-cerita itu saya teringat dengan tukang sate di dekat rumah saya.

Jika teman-teman ada di sekitar Jalan Agus Salim, Bekasi, cobalah belokan sedikit kendaraan atau langkah anda menuju Jalan Ki Mangun Sarkoro. Ancer-ancernya kalau dari arah Tugu Perjuangan kurang lebih 50 meter sesudah SDIT Salsabila atau sebelum Sekolah Muhamadiyah. Sebab disana ada kepulan asap yang aromanya khas.

Ya, betul sekali. Asap sate. Saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk melihat, jika perlu membeli sate Madura Tiga Bersaudara ini. 18.000 untuk 10 tusuk sate kambing, 15.000 untuk 10 tusuk sate ayam. Saya suka dengan cita rasanya. Di lidah saya, bumbu kecapnya terasa segar dan bumbu kacangnya pun terasa halus.

Poin tambah di mata saya, penjualnya masih muda-muda, rapih, wangi, dan style berpakaiannya pun kekikinian. Saya suka anak-anak muda itu. Pandanganya penuh optimis, semangat kerjanya tinggi dan yang sangat jelas bisa kita lihat, tidak ada rasa malu atau gengsi saat memegang kipas yang terbuat dari anyaman bambu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun