Mohon tunggu...
Allaika Yasmin Affendi
Allaika Yasmin Affendi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang belajar membuat artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mudah Mengenal Seluk Beluk Televisi

13 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   14:01 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam membuat berita, tidak semua informasi dapat menjadi berita. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan agar penonton tertarik untuk menyaksikan program tersebut. Aspek penting dan aspek menarik menjadi dua hal utama yang harus dimiliki sebuah berita. Informasi untuk berita ini dapat kita peroleh dari berbagai sumber, seperti kantor berita dan siaran pers. Informasi yang akan didapatkan dari berbagai sumber akan banyak ragam dan jenisnya. Sebagai seorang yang bekerja di stasiun televisi, kita harus dapat memilih berita apa saja yang cocok untuk disiarkan dan memiliki keterikatan antara yang satu dengan yang lain. Hal seperti ini yang dinamakan news judgement. Setelah menentukan jenis dan ragam berita apa saja yang disiarkan, kita harus menentukan format berita yang digunakan. Format berita ini bergantung terhadap bahan berita yang kita miliki. Sebagai contoh, ketika ada sebuah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan tim belum dapat dikirim ke lokasi sementara program berita masih on air, kita dapat menggunakan format reader.

Karena rumitnya pembuatan sebuah berita, orang-orang yang bekerja di departemen berita sangat banyak. Mereka memegang peranan penting mulai dari pengatur program berita sampai dengan pencari berita. Mereka harus saling bekerja sama dan bertanggung jawab akan tugasnya agar sebuah berita dapat disampaikan kepada masyarakat. Orang yang paling menjadi ujung tombak dari departemen berita adalah reporter. Seorang reporter harus selalu siap dan update akan suatu berita. Setelah reporter mendapatkan beberapa berita, bagian lain akan mengadakan rapat redaksi untuk menentukan berita yang akan disiarkan dan mencari berita lagi untuk program selanjutnya. Hal ini dilakukan setiap harinya tanpa henti.

Sebelum mencari dan meliput berita, kita sebaiknya paham akan teknik-teknik yang digunakan supaya berita yang didapatkan tidak membosankan. Teknik reportase berita dapat berupa jumpa pers, stand-up kamera, dan siaran langsung. Teknik-teknik ini tidak selalu digunakan untuk setiap jenis berita, tetapi teknik ini digunakan sesuai kebutuhan. Seorang reporter harus tahu prioritas dari sebuah berita. Tidak jarang, seorang reporter harus meliput daerah konflik. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam hal ini. Buku Jurnalistik Televisi Mutakhir ini memaparkan persiapan dan saran yang dapat digunakan saat meliput sebuah berita.

Salah satu bagian penting yang ada dalam berita adalah wawancara. Wawancara dilakukan oleh reporter untuk melengkapi sebuah berita. Narasumber yang dapat diwawancarai tergantung pada ragam berita yang terjadi. Kita harus mewawancarai orang yang benar-benar memiliki hubungan dengan berita yang terjadi. Ketika melakukan wawancara di lokasi, ada beberapa cara yang biasanya dilakukan, seperti doorstep interview dan vox populi. Jenis wawancaranya pun beragam dengan pendekatannya yang beragam pula.

Di dalam pembuatan berita, gambar menjadi suatu bukti yang mendukung suatu berita. Juru kamera adalah orang yang bertugas mengambil gambar di lapangan. Juru kamera bersama dengan reporter akan mencari gambar yang sesuai untuk berita yang mereka dapatkan. Setiap berita membutuhkan ukuran gambar yang berbeda. Ukuran gambar yang tepat akan menunjukkan lokasi dan suasana yang terjadi dengan kesan yang alami. Selain ukuran gambar, komposisi gambar juga memiliki peranan yang penting agar pembaca tidak bosan melihatnya. Di dalam komposisi gambar, ada dua jenis metode yang umum digunakan, yaitu triangulasi dan golden mean. Teknik kamera juga akan memengaruhi hasil dari gambar yang didapat. Ada gerakan yang mengharuskan kameranya untuk bergerak dan ada juga gerakan yang mengharuskan objeknya untuk bergerak. Jika kameranya yang harus bergerak, ada lima macam jenis gerakan, yaitu pan, tilt, zoom out, zoom in, dan track. Drs. Morissan, S.H, M.A. memberikan beberapa ilustrasi dan saran terkait dengan cara-cara pengambilan gambar tersebut.

Masih berhubungan dengan gambar, seorang juru kamera harus mengetahui istilah shot dan sekuens. Shot merupakan gambar yang diambil mulai dari ketika juru kamera menekan tombol record sampai dengan menekan tombol setop. Sementara itu, sekuen adalah kumpulan dari beberapa shot  yang berurutan. Seorang juru kamera harus mengambil shot yang sesuai agar sekuen yang dihasilkan masuk akal. Untuk memperhalus perpindahan tiap shot, juru kamera dapat menyisipkan gambar yang disebut cutaway atau gambar sisipin. Gambar sisipin dapat membuat sekuens menjadi menarik. Setelah mengambil beberapa shot, ada beberapa jenis sekuens yang harus dipertimbangkan, seperti sekuens naratif, sekuens deskriptif, dan sekuens penjelasan. Maka dari itu, pengarahan sekuens yang baik akan menghasilkan berita yang bagus.

Saat melakukan shooting di luar studio atau di lokasi kejadian, reporter dan juru kamera harus memperhatikan teknik yang sesuai dengan kejadian yang mau diambil. Dalam shooting wawancara, reporter dan juru kamera harus menentukan latar belakang yang cocok sebagai lokasi wawancara. Lokasi ini tentunya harus memiliki pencahayaan yang baik dan terhindar dari gangguan. Selanjutnya, juru kamera tinggal menyesuaikan saat pengambilan gambar menggunakan teknik-tekniknya. Untuk shooting vox populi, tekniknya sama dengan dengan shooting wawancara. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti masyarakat dengan latar belakang apa yang akan diwawancarai dan jenis pertanyaan yang sama kepada setiap orang yang diwawancarai. Ada juga shooting jumpa pers yang mengharuskan reporter dan juru kamera untuk datang lebih awal agar mendapatkan posisi mengambil gambar yang sempurna. Buku ini menyediakan pedoman bagi juru kamera saat melakukan shooting di luar studio.

Setelah bahan-bahan berita didapatkan, reporter diharuskan untuk menulis naskah berita. Naskah berita ini yang nantinya akan dibacakan di depan layar televisi berdasarkan bahan-bahan yang didapat. Naskah berita terdiri dari tiga bagian, yaitu intro berita, badan berita, dan ending atau penutup berita. Ada hal yang unik dalam format penulisan naskah berita, yaitu mengganti tanda koma (,) dengan tanda garis miring (/) dan mengganti tanda titik (.) dengan dua tanda garis miring (//). Jika ada istilah asing atau kata yang susah kiranya susah diucapkan di dalam naskah, penulis harus menuliskan cara membaca kata atau istilah tersebut. Kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada ketika menulis naskah berita.

Format berita yang sering digunakan ada paket berita atau package. Paket berita berisi intro dari reporter, soundbite, dan format berita lainnya. Dalam membuat format ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat daftar keinginan, seperti berita apa yang ingin dicari, siapa yang akan diwawancarai, dan bagaimana gambar yang akan diambil. Hal ini harus dipersiapkan dengan matang agar semua bahan dapat diperoleh dengan maksimal. Drs. Morissan, S.H, M.A. memberikan contoh penulisan satu paket berita dalam buku ini. Setelah semua bahan terkumpul, paket berita mulai disusun dengan urutan yang sesuai. Penulis harus dapat mengombinasikan natural sound, soundbite, dan narasi reporter dengan baik. Drs. Morissan, S.H, M.A. tidak lupa juga menyertakan beberapa saran.

Selain membahas teknik-teknik penulisan dan pengumpulan bahan berita, buku ini juga membahas teknik editing dalam pembuatan berita. Hal ini biasa disebut post production atau pascaproduksi. Pada bagian ini, kita akan memotong atau menyambungkan bagian-bagian berita. Namun, sebelum mengedit berita, kita harus paham akan cara kerja kaset video. Kita juga akan menemukan pedoman dan prinsip yang dapat digunakan ketika mengedit sebuah berita.

Setelah berita selesai dibuat dan diedit, berita akan siap untuk ditayangkan. Namun, produser program berita harus menentukan urutan berita atau rundown yang akan tampil duluan. Urutan ini harus sesuai agar penonton menarik untuk menontonnya. Biasanya, berita di dalam rundown akan mengikuti skema “puncak dan lembak”. Berita yang menarik akan menduduki posisi puncak dan yang kurang menarik akan menduduki posisi lembah. Produser juga harus memastikan waktu tayang berita sesuai dengan rundown yang telah ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun