Contoh: (Marartu bi Zaidin) - Saya melewati Zaid.
(Zaidin) berharakat kasrah karena didahului oleh harf jar (bi).
Jazm (): Ditandai dengan harakat sukun (). I'rab ini khusus untuk Fi'il Mudhari' (kata kerja sekarang/akan datang). Contoh:
-
Fi'il Mudhari' yang didahului oleh partikel "lam" ber-i'rab jazm.
Contoh: (Lam yaktub) - Dia tidak menulis.
(yaktub) berharakat sukun karena didahului oleh partikel (lam).
Mengapa Belajar Nahwu Tidak Bisa Dilupakan?
Mempelajari Nahwu seperti mempelajari peta untuk menjelajahi wilayah yang luas. Tanpa peta, kita mungkin tersesat atau salah jalan. Sama halnya dengan bahasa Arab, tanpa Nahwu, kita tidak akan bisa memahami dengan benar, terutama saat membaca teks klasik atau kitab suci yang harakatnya sering kali tidak ditulis.
Contoh sederhananya ada pada kata (Muslimun) yang dapat berubah menjadi (Musliman) atau (Muslimin) tergantung posisinya dalam kalimat. Perubahan kecil ini memiliki makna besar.
Jadi, meskipun Nahwu terlihat rumit, manfaatnya sangat besar. Mulailah dengan memahami konsep dasar, pelajari satu per satu, dan jangan pernah berhenti. Dengan tekad dan ketekunan, memahami bahasa Al-Qur'an dan hadis akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI