Mohon tunggu...
Aliyanti Salsabiila
Aliyanti Salsabiila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Wisata Jutaan Kelelawar dan Ribuan Ikan di Gua Ngerong

29 Mei 2021   14:16 Diperbarui: 10 Juni 2021   17:16 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Tuban berada pada ujung utara dan bagian barat provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak wisata pantai karena letaknya dipinggir pantai utara. 

Tidak hanya itu Tuban juga terkenal dengan wisata religi karena terdapat salah satu makam Wali Songo yaitu Raden Maulana Makdum Ibrahim atau biasa disebut Sunan Bonang. 

Kabupaten Tuban terbagi menjadi 20 kecamatan yang masing-masing kecamatan memiliki pesona wisata alam beraneka macam, salah satu wisata yang memiliki mitos kental terletak di kecamatan Rengel bernama Gua Ngerong. 

Gua ngerong terbentuk akibat fenomena alam, terdapat sumber mata air di dalam goa yang keluar dan mengalir membentuk aliran sungai. 

Terdapat jutaan kelelawar yang menggantung pada mulut dinding gua, ribuan ikan bader menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Tak jarang pengunjung yang beruntung juga bisa melihat bulus atau kura-kura dan juga ular yang berenang disekitar gua.

Pintu masuk wisata/dokpri
Pintu masuk wisata/dokpri

Harga tiket masuk adalah Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak, sedangkan untuk tarif pakir kendaraan berkisar Rp 5.000. 

Wisata yang terletak di Jalan Raya Rengel Tuban ini sangat cocok dikunjungi bersama keluarga atau teman untuk mengisi waktu liburan. Selain melihat kelelawar dan memberi makan ikan, pengunjung juga bisa berenang bersama ikan-ikan. 

Terdapat penyewaan perahu karet untuk anak-anak dan ban besar untuk orang dewasa. Ikan-ikan yang berada di Gua Ngerong ini sudah tidak asing dengan kedatangan para pengunjung, sehingga tidak akan merasa terganggu. 

Pengunjung yang tidak ingin berenang bisa merasakan terapi ikan gratis dengan hanya memasukkan kaki dipinggiran aliran sungai Gua Ngerong, ikan kecil-kecil tersebut akan memakan sel kulit mati yang ada pada kulit.

Loket/dokpri
Loket/dokpri

Pada tanggal 22/05/2021 saya melakukan pengabdian masyarakat yaitu berkesempatan menjadi penjaga loket di wisata Gua Ngerong. 

Hal ini merupakan salah satu program desa yang sangat penting agar wisata tersebut tetap terjaga dan tidak disalah gunakan. Saya menjaga loket tidak hanya sendiri, tetapi ditemani oleh mbak putri selaku pihak pengelola wisata Gua Ngerong. 

Dalam sehari kami dapat menjual 100 Lembar tiket dari kategori dewasa dan juga anak-anak. Total pendapatan bersih yang didapatkan dalam sebulan adalah Rp 3.000.000, namun nomial  tersebut  juga tergantung oleh situasi tingkat keramaian pengunjung tutur pengelola. 

Rata-rata pengunjung yang berwisata ke Gua Ngerong berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro dan lain sebagainya. Para pengunjung  dapat menghabiskan waktu rata-rata sekitar 30 menit. Menurut pengelola, pengunjung akan meningkat pesat pada hari minggu dan tanggal merah.

Situasi pengunjung/dokpri
Situasi pengunjung/dokpri

Saat saya menjadi penjaga loket tidak terdapat kendala atau kesulitan, justru saya sangat senang karena melihat banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah. 

Salah satu pengunjung yang saya wawancarai bernama Ani dan Nurul, mereka berasal dari Sumatera Selatan. Saya sempat terkejut ketika mendengar asal daerah mereka, saya pikir pengunjung yang datang kesini hanya berasal dari Pulau Jawa saja. 

Ketika saya tanya tau wiasata Gua Ngerong ini dari mana, mereka menjawab dari keluarga yang tinggal di Bojonegoro dan sudah pernah mengunjungi wisata ini beberapa kali. 

Mitos atau cerita yang mereka dengar dari Gua Ngerong ini adalah ikannya tidak boleh diambil dan dibawa pulang. Hal ini memang benar adanya, ikan-ikan yang ada di wisata ini sangat dikeramatkan oleh warga setempat. 

Jika ada orang yang membawa pulang dan memakan ikan tersebut akan mendapat suatu musibah. Hal itulah yang membuat mereka tertarik untuk mengunjungi wisata ini.

Mushola/dokpri
Mushola/dokpri

Panggung/dokpri
Panggung/dokpri

Pendopo/dokpri
Pendopo/dokpri

Mereka menyampaikan kurangnya sarana dan prasarana seperti fasilitas taman bermain untuk anak, karena sebagian pengunjung rata-rata juga membawa anak-anak. 

Menurut pengelola tempat wisata, dulu sudah pernah ada tempat bermain akan tetapi dirusak oleh tangan-tangan jail manusia yang tidak bertanggung jawab. 

Kurangnya lahan dan dana juga menjadi pertimbangan untuk membangun kembali taman bermain tersebut. Di Gua Ngerong juga sudah terdapat prasarana seperti mushola, pendopo dan panggung untuk mengadakan acara-acara penting, contoh acara yang selalu diadakan tiap tahun sekali yaitu sedekah bumi atau masyarakat sekitar menyebutnya "Manganan Ngerong". 

Tujuan diselenggarakan acara tersebut untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang dan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas sumber air yang selalu mengalir. Sehingga ketika musim kemarau mata air tidak akan pernah habis dan masyarakat tidak penah mengalami kekeringan.

Lapak jualan Bu I'ik/dokpri
Lapak jualan Bu I'ik/dokpri

Salah satu pedagang yang saya wawancarai adalah Bu I'ik, warga sekitar yang berjualan ditempat wisata Gua Ngerong. 

Beliau sudah berjualan di sana sekitar 30 tahun lebih dan buka setiap hari mulai jam 7 pagi hingga jam 5 sore tergantung tingkat keramaian pengunjung yang datang. Hari yang menurut beliau ramai pengunjung yaitu jumat pahing dan tanggal merah. 

Disana tidak hanya terdapat gua, namun juga ada punden yang setiap hari jumat pahing dikunjungi oleh peziarah. Pembangunan yang cukup pesat dirasakan oleh bu I'ik seperti adanya mushola, panggung dan pendopo. 

Sarana dan Prasarana yang harus diperbaiki yaitu sampah, kebersihan disini menurut beliau masih belum terjaga. Sampah sisa jualan dan pengunjung biasanya diangkut oleh satgas kebersihan desa Rengel. 

Untuk pembayaran petugas sampah ada iuran dari masing-masing pedagang, jadi setiap 1 minggu sekali para pedagang membayar iuran sebesar Rp 3.000. Pihak satgas mengambil sampah 2 minggu sekali dari tong-tong sampah yang berada di wisata Gua Ngerong.

Aliran sungai/dokpri
Aliran sungai/dokpri
Jika kalian ingin mengunjungi wisata Gua Ngerong pastikan tidak datang setelah hujan deras, karena warna air akan berubah menjadi keruh dan berwarna coklat akibat tetesan air dari bukit kapur di atas gua yang meresap air hujan. 

Akibatnya pengunjung tidak bisa berenang dan hanya melihat kelelawar di mulut gua, ikan-ikan yang banyak juga tidak bisa terlihat. Menurut pengelola, warna air kembali bening membutuhkan waktu sekitar 3 hari jika itu tidak hujan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun