Usia pubertas ke-dua seringkali diindentikkan dengan usia pria yang memasuki usia 40 tahun. Dalam catatan medis, istilah ini bisa jadi hanyalah mitos karena kondisi dan perangai usia tersebut sama halnya dengan usia remaja yang mengalami gejala aneh dalam tubuhnya yaitu perubahan fisik dan psikologi.
Kondisi yang dialami terjadi dikarenakan ada perasaan bosan yang menggelayuti dan kegelisahan yang menjangkiti tanpa tahu sebabnya. Sehingga rasa ingin mencari sensasi semakin menggebu dan tak jarang lawan jenis menjadi sasaran.
Ciri pria yang mengalami pubertas ke-dua bisa dideteksi melalui sikap dan perilaku kesehariannya yang berbeda dari biasanya.
Sikap yang mulai sedikit tidak terlalu memperhatikan pasangannya melainkan justru banyak melamun dan mematut diri. Perubahan yang terjadi adalah penampilan lebih rapi dan berbeda daripada biasanya.Â
Apakah wanita tidak mengalami pubertas ke-dua? Menurut catatan medis, wanita juga mengalami yang disebut masa perimenopause. Masa ini adalah masa transisi beberapa tahun sebelum memasuki masa menopause. Pada periode ini, wanita mengalami degradasi produk estrogen dalam ovarium secara bertahap.
Pada wanita, sebagian dapat bermula pada usia 30an atau lebih awawl, dan sebagian lagi pada usia 40an. Gejala yang terjadi pada masa ini adalah hot flashes, haid tidak teratur, sakit kepala, menurunnya tingkat kesuburan, dan lain-lain.
Secara psikologis, wanita akan mengalami sulit tidur, perubahan mood secara mendadak, cemas, sulit konsentrasi, panik, dan lain-lain.
Namun gejala yang dialami berbeda-beda pada tiap wanita. Tidak sedikit pada wanita akhirnya mengalami perubahan perilaku.
Untuk mengatasinya dan meredakan gejala premnopause antara lain: perbanyak aktivitas rutin misalnya olahraga, jaga berat badan untuk mendapatkan hasil ideal, cukupkan istirahat atau tidur, cukupkan kebutuhan kalsium harian, dan lain-lain.Â
Pada pria yang mengalami pubertas kedua, berikut tip cara mengatasinya:
1. Gejala yang terlihat adalah ketika tiba-tiba menunjukkan kegelisahan secara drastis. Maka kita perlu untuk mencoba mendengarkan keluh kesahnya dan menawarkan honeymoon kedua.
2. Jika terdapat dugaan memiliki affair, maka perlakukan dia secara istimewa.
3. keputusan yang dibuat secara tiba-tiba dan tidak biasa perlu kesabaran bagi kita untuk membiarkannya dan bukalah komunikasi jika keadaan sudah membaik.
4. Perubahan drastis pada penampilannya menunjukkan bahwa dia memiliki kepercayaan diri yang lebih. Kita hanya perlu membiarkannyaÂ
saja dan mengatakannya bahwa kita menyayanginya apa adanya.
5. Ketika terlihat semakin jarang di rumah dan lebih senang meet up dengan temannya dibandingkan keluarga, biarkan saja sampai dia merasa tenang dan dia akan kembali pada keluarganya
6. Gejala sering melamun dan kurang tidur hingga nafsu makan berkurang belum tentu dianggap sebagai gejala pubertas kedua. Hal ini diperlukan komunikasi secara intensif. Intinya tetap bersabar hingga keadaan kembali normal.
Kondisi di atas baik gejala dan cara mengatasinya tergantung pada masing-masing orang dalam penanganannya. Setidaknya perlu untuk meminimalisir gejala tersebut dengan melakukan banyak aktivitas dan selalu berpikir positif.