Mohon tunggu...
kompasianagayo
kompasianagayo Mohon Tunggu... Media Berbagi Berita Khususnya Dari Dataran Tinggi Gayo, juga

Dukung juga akun media sosial lainnya di link yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari Guel

4 November 2019   18:54 Diperbarui: 4 November 2019   18:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari guel adalah salah satu budaya asli dari dataran tinggi Gayo di Aceh. Guel berarti membunyikan. Di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para koreografer tari mengatakan  tarian ini bukan hanya sekadar tari. 

Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.Tari guel menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkungan kemudian dirangkai sedemikian rupa melalui gerak simbolis dan hentakan irama. 

Kekompakan dalam padu padan antara seni satra, musik/suara, gerak memungkinkan untuk dikembangkan (kolaborasi) sesuai dengan semangat zaman, dan perubahan pola pikir masyarakat setempat.Tarian guel merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Aceh, khususnya di kalangan masyarakat Gayo.

Menurut cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Gayo, Tari Guel pertama kali ditarikan oleh Sangeda, putra Raja Linge XIII. Cerita ini berawal dari mimpi Sangeda, yang dalam mimpi tersebut dia bertemu dengan saudaranya yang telah meninggal yaitu Bener Meria. Bener Meria memberikan petunjuk untuk mendapatkan gajah putih agar dapat dipersembahkan  kepada Sultan Aceh pada saat itu, karena puteri Sultan sangat berhasrat untuk memiliki gajah putih tersebut.Untuk mendapatkan gajah putih itu, Sangeda dan beberapa penduduk melakukan doa, tirakat dan kenduri di tepi sebuah danau dekat makam Bener Meria. Setelah itu dilanjutkan acara menari dengan diiringi lagu dan musik tradisional. 

Dalam tarian tersebut Sangeda menari sesuai dengan apa yang ditunjukan oleh Bener Meria. Sambil menyanyikan lagu yang sangat sedih, Sangeda menari mengikuti irama musik dan menari dengan gerakan seperti mengepakan sayap, berputar dan meliuk-liuk mengintari makam saudaranya.

Penduduk yang menyaksikan pun ikut menari sampai terbawa suasana. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan seekor gajah berwarna putih mendekati prosesi tersebut. Sangeda pun mendekati gajah itu dan melakukan apa yang ditunjukan Bener Meria untuk menjinakannya. Setelah itu Sangeda membawa gajah putih tersebut ke Kerajaan Aceh dan menyerahkannya kepada Sultan.

Tarian ini kemudian juga mulai berkembang menjadi sebuah tarian pertunjukan, sebagai wujud pelestarian budaya. Bagi masyarakat Gayo, Tari Guel tidak hanya sekedar tarian biasa, tarian ini memiliki nilai-nilai dan filosofi yang mewakili budaya mereka. Sehingga setiap babak dan gerakan dalam tarian ini mengandung pesan dan nilai-nilai khusus di dalamnya.Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Guel ini biasanya adalah busana tradisional khas Gayo yang disebut dengan baju kerawang. Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya.

Dari situlah Tari Guel ini tercipta. Walaupun kebenarannya belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun masyarakat Gayo percaya akan kebenaran cerita tersebut. Bahkan cerita rakyat dan Tari Guel ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Gayo sejak zaman dahulu dan terus berkembang hingga sekarang.

dokpri
dokpri

Riswandi adalah mahasiswa Sekolah tinggi agama islam negeri gajah putih 

program studi bahasa inggris 

tugas artikel ini ditujukan untuk tugas mata kuliah Introduction to Literature.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun