Mohon tunggu...
alisaid
alisaid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar nulis

Belajar mikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Operational Agility: Mengenal Diri melalui Krisis

18 Maret 2022   19:07 Diperbarui: 18 Maret 2022   19:21 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Setelah anda melihat diri anda berada pada mental antara penumpang dan pengemudi rasanya tidak cukup hanya sekedar tahu saja. Dalam situasi krisis, seorang pemimpin di tuntun untuk cakap menangani masalah yang datang. Memang benar dalam beberapa tulisan yang saya baca bahwa tidak ada model pemimpin yang sempurna bahkan tipikal pemimpin seperti  Raja Midas dalam mitologi yunani yang amat sakti. bahwa segala yang tersentuh tangannya berubah menjadi emas. Namun rasanya terlalu apologi kalau kita bicara secara real-nya seorang pemimpin di dunia yang serba realistis seperti ini. Barangkali hanya hikmah dari mitologi tersebut saja yang bisa diambil bahwa apapun yang Midas sentuh akan berubah wujud menjadi emas.

            Dalam suatu organisasi mahasiswa tidak menutup kemungkinan bahwa ada midas-midas yang  bermunculan, namun harus realistis bahwa kita bisa mengubah segala sesuatu yang ditempati tetapi harus memiliki kemampuan mendasar dalam mengubah tersebut. Kemampuan manajerial yang baik barangkali bisa menjadi salah satu prasyarat dalam melangkah berdasarkan apa yang ingin kita capai.

            Lain pihak kemampuan mengubah langkah organisasi harus juga bermentalkan pengemudi, karena sulit rasanya apabila hanya bermentalkan penumpang namun bermimpi menjadi pengemudi sedangkan untuk mengemudikan kendaraan saja tidak tahu caranya. Ketangkasan dalam menganalisa krisis yang hendak terjadi merupakan modal terpenting, sekalipun tidak bisa kita nafikan bahwa proses menganalisa dampak-dampak yang akan datang membutuhkan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang baik.

            Pola yang bisa kita hadirkan sebagai alternatif pengembangan organisasi adalah memperkaya khasana pemikiran yang dibentuk melalui lembaga pengetahuan yang tekun bicara persoalan pengembangan IPTEK. Adapula kemampuan mengkonsumsi literatur karena akan membentuk pola pikir dan mempertajam analisis.  Tentu hal seperti ini belum terlambat untuk dilakukan oleh tiap organisasi terkhususnya para pemimpin, namun akan sangat bodohnya apabila tidak memiliki kemampuan menganalisis sesuatu kemudian dengan kosongnya melahirkan keputusan tanpa membayangkan apa yang akan terjadi. Hal seperti ini sudah saya temui di beberapa organisasi mahasiswa yang cepat dalam mengambil keputusan namun tidak tepat pada porsi-nya, bahkan merugikan citra organisasi mereka. Ibarat dalam hutan, mereka adalah rusa yang responsif terhadap ancaman namun saking cepatnya ia menghindar dari pemangsa, ia lupa bahwa tempat persembunyiannya adalah rumah para tawanan singa yang lapar.

            Di era distriupsi, kemajuan aspek kehidupan adalah pemangsa sesungguhnya. Ia menggerakkan segala macam sektor bahkan pada sektor teknologi dan informasi. Salah satu sektor yang cukup mengubah pola hidup manusia ini seakan menjadi prasyarat manusia moderen, seluruhnya telah berubah bahkan untuk menggerakkan organisasi pun tiap tahunnya memiliki cara yang berbeda dikarenakan tantangan yang semakin kompleks.

            Pendangan ini bisa kita lihat dari anggapan beberapa tokoh pemikir seperti heraklitus yang meyakini bahwa segala sesuatu pasti berubah. Kita hanya perlu melihat dan memproyeksikan setiap peluang serta ancaman yang berada didepan kita bahkan dunia yang berkembang sekalipun, namun sebagai catatan bahwa pengetahuan itu penting untuk mengaktifkan pikiran analis yang baik. Sebagai rusa, anda harus berlari cepat untuk menghindari kejaran pemangsa. Sebagai singa, anda pun harus mampu berlari cepat untuk memburu mangsa. Jika tidak-entah anda akan menjadi mangsa, atau tidak memperoleh mangsa -- keduanya punya akibat yang sama.


Selamat merenungkan.

Oleh: Ali Said

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun