Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Ada yang Masuk, Ya Tak Ada yang Keluar

18 April 2021   05:31 Diperbarui: 18 April 2021   05:43 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: humas.jatengprov.go.id

"Kalau saya sih enggak Bi," jawab Neng Mimin, "malah rasanya lebih irit dari biasanya..."

"Kok bisa, memangnya kalau mau buka nggak tergoda beli yang lain-lain?" tanya Bi Dodoy lagi.

"Nah itu, karena biasanya menu sahur dan buka saya selalu lengkap, dari pembuka, makanan utamanya, hingga penutupnya, ada buah plus camilan juga kalau masih pengen. Masaknya sedikit saja, tapi lengkap. Jadi nggak terlalu sering tergoda untuk beli dari luar. Kalaupun tergoda menu di luar, ya kita coba bikin besoknya..." jawab Neng Mimin.

"Bener juga ya..." kata Bi Dodoy, "Saya sering tergoda jajanan, hari ini beli gorengan banyak, ditambah cendol dua bungkus. Padahal sudah masak juga yang lain-lain. Akhirnya keburu kenyang minum cendol dan makan gorengan, yang lainnya jadi males. Disimpan buat sahur sudah nggak enak, jadinya malah mubazir nggak habis..."

"Nah itu, bulan puasa itu borosnya karena nafsu lihat makanan dan minuman, padahal kalau sudah buka mah sedikit saja sudah selesai. Sementara kalau makan sahur, yang paling bagus menyajikan masakan segar. Tak usah banyak-banyak, asal segar pasti nikmat," tambah Neng Mimin, "Seringnya kan sahur pake makanan sisa buka, udah nggak seger, malah bisa bikin sakit. Akibatnya menjelang buka jadi nafsu liat makanan yang macem-macem! Beli atau masak banyak, nggak habis, dipaksa buat dimakan sahur, terus aja berulang, puasa nggak nikmat, boros juga karena banyak yang terbuang!"

"Saya coba praktek ah. Habis anak-anak dan suami saya juga begitu, jadinya isi warung sering diobrak-abrik karena pengen ini-itu, tapi setelah dibuatin malah nggak habis..." kata Bi Darsih si pemilik warung. "Kamu cuma beli terasi aja Teung?" tanyanya pada Nyi Iteung.

Iteung mengangguk. "Iya lah, saya kan lebih irit lagi dari Neng Mimin. Ke sini kalau perlu beli terasi dan ikan peda saja, itu juga nggak tiap hari..."

"Memangnya suami Ceuceu nggak bosen?" tanya Neng Mimin.

Iteung menggeleng, "Saya yang bosen, bosen sama masakan yang itu-itu saja, dan lebih bosen lagi minta uang belanja sama dia..."

Bi Dodoy tertawa, "Malah enak kan ngatur keuangannya kalau begitu, nggak pusing mikirin buat menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran?"

Iteung mengangguk, "Iya lah Bi, karena nggak ada yang masuk, ya otomatis nggak ada yang keluar. Kalau ada yang harus dikeluarkan ya nyuruh dia ngasih pemasukan dulu. Gitu aja..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun