Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Serba-serbi Livery MotoGP, dari Corporate Color, Sponsor, hingga Personalitas

10 April 2021   14:05 Diperbarui: 11 April 2021   02:02 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejeran motor pada MotoGP 2021 (Foto: motogp.com)

Sponsor rokok berkurang, sponsor makin beragam (Sumber: gridoto.com)
Sponsor rokok berkurang, sponsor makin beragam (Sumber: gridoto.com)
Tim lainnya seperti Aprilia juga harus mengalah dari merah terang menjadi hitam menyesuaikan dengan sponsor. Pabrikan lain yang baru bergabung, KTM (2016) juga tak pernah muncul dengan warna kebesarannya, oranye, karena mengalah pada warna merek minuman Red Bull. Justru pada musim ini, KTM oranye malah muncul di tim satelitnya, Tech3 KTM.

Di antara tim-tim pabrikan yang pernah muncul di ajang ini, mungkin hanya Cagiva yang konsisten dengan warna merahnya, lalu Kawasaki dengan hijau muda-nya yang tak pernah berganti warna utama. Entah karena ingin mempertahankan warna aslinya atau tak ada sponsor yang berani 'nembak.' Sayangnya, dua tim ini sudah tak lagi muncul di MotoGP. 

Sementara itu, tim-tim privateer seperti Marc VDS, Tech3, Avintia, Pramac, LCR, Esponsorama, dan belakangan SRT (Sepang Racing Team, Malaysia) selalu berganti-ganti kelir, bukan saja karena motor yang digunakan berganti, tapi yang paling utama warnanya ya mengikuti sponsor utama mereka.

Sentuhan Pribadi dan Even Khusus

Ketika sebuah tim memiliki motor kembar, pembedanya di sirkuit tentu saja nomor yang dipakai pebalap. Tapi itu juga seringkali membingungkan karena banyak pebalap yang sering berganti nomor. 

Mereka yang berganti nomor bisa saja yang menjuarai di musim sebelumnya kemudian menggunakan nomor '1,' sebuah tradisi yang sudah jarang lagi digunakan. Atau juga karena alasan pribadi, misalnya Jorge Lorenzo pernah menggunakan nomor 48 sebelum pensiun dengan nomor 99.

Itu juga masih susah. Cara lainnya untuk mengenali mereka adalah dengan mengenali identitas pribadi pebalap melalui berbagai aksen, dari warna hingga logo. Soal ini, pebalap kawakan Valentino Rossi bisa disebut sebagai pelopornya.

Pertama, ia tak pernah mengganti nomor 46-nya yang keramat. Bahkan ketika juara pun, ia ogah menggunakan nomor 1 di motornya. Kedua, tulisan 'The Doctor' yang khas di beberapa bagian motornya, termasuk di pakaian balapnya. Dan ketiga yang sentuhan warna kuning yang muncul pada motornya.

Selalu saja ada cara Rossi untuk memasukkan unsur warna kuning ini di motornya. Sesuatu yang mulai terlihat sejak ia berlaga di kelas 250cc dengan motor Aprilia-nya. 

Ketika masuk kelas premier dengan Honda, warna kuningnya terlihat dominan. Di tim Repsol-Honda pun begitu. Ketika beralih ke Ducati, motornya yang merah juga masih diberi sentuhan kuning, berbeda dengan motor rekan setimnya, Nicky Hayden. 

Begitupun ketika pindah ke Yamaha. Sayangnya ketika Yamaha menggandeng Monster Energy, sentuhan kuning Rossi mulai menghilang. Pun sekarang, saat Rossi bergabung dengan Tim Petronas SRT, warna kuning di motornya sudah lenyap, hanya tersisa di bagian nomornya saja.

Selain sentuhan pribadi, kadang-kadang sebuah tim juga melakukan penyegaran pada livery-nya, entah itu perseorangan atau semua tim. Biasanya ini berkaitan dengan even tertentu. Ada beberapa livery motor khusus yang cukup diingat meski hanya muncul dalam satu kali seri balapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun