Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (117) Belajar Bahasa Jerman, atau...

1 April 2021   20:32 Diperbarui: 8 April 2021   10:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan hanya bercakap-cakap, bahkan itu mungkin tak terlalu perlu. Aku ingin bisa membaca teks berbahasa Jerman," jawab Soso.

"Mungkin bibiku bersedia mengajarimu..." lanjut si Hans, "Ia sudah fasih berbahasa Rusia, dan kebetulan dia tak punya kegiatan di sini.."

"Boleh tuh, bagaimana aku bisa menghubunginya?" tanya Soso.

"Biar kutanyakan dulu nanti setelah selesai aku kerja," jawab si Hans. "Datanglah besok lagi ke sini, akan kukabari kamu..."

Soso mengangguk. Tadinya ia sudah hampir pamitan tapi si Hans menahannya. "Asal kamu tahu, Bibiku itu adalah ibunya Sabine!"

Soso melongo.

"Akan kukatakan padanya kalau kau adalah sahabat Sabine waktu di sini..." lanjut si Hans.

"Apakah ia akan benar-benar bertunangan atau menikah?" tanya Soso.

Hans menggeleng, "Entahlah. Mungkin juga tidak atau belum, karena kedua orangtuanya masih di sini," katanya. "Mungkin hanya ingin menemui kekasihnya, memperjelas hubungannya atau bagaimana..."

Soso merasa tatapan si Hans agak-agak aneh, seolah menuduh sesuatu. "Aku senang berteman dengannya. Sayangnya tak sempat bertemu walau hanya untuk mengatakan selamat tinggal..."

"Dia menyukaimu!" kata si Hans.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun