Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (53) Keluarga Doukhobor

19 Januari 2021   18:40 Diperbarui: 20 Januari 2021   20:34 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Insha Allah... kalau ada tarikan ke Batumi dari Samtredia lagi, atau pas aku pulang ke Batumi, aku akan mampir..." jawabnya.

Soso juga ikut pamit padanya. Tanpa diduga, lelaki bertubuh besar dengan kumis tebal itu juga memeluknya dengan erat. "Kau juga anak muda. Kau kawanku sekarang. Keluargaku. Meski kita berbeda dalam banyak hal..." katanya.

"Terimakasih Pak... terimakasih atas perbincangannya dan tentu saja sarapannya yang luar biasa..." jawab Soso.

Sementara pada si Vaso, Pak Sokoroff hanya menjabat tangannya dan menepuk-nepuk pundaknya. Setelah berpamitan pada istrinya juga, mereka pun kembali ke atas kereta.

*****

BERSAMBUNG: (54) Salju di Batumi


Catatan:

[1] Sup tradisional orang-orang Doukhobor yang kemudian mendunia setelah dibawa oleh mereka yang berimigrasi ke Kanada.

[2] Krim asam yang terbuat dari susu sapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun